Peradi Jakbar Gelar Pesta Kebangsaan, Alam Prawiranegara: Advokat Berbeda Tetap Satu

Nur Setia Alam Prawiranegara (kelima dari kanan) bersama Asido Hutabarat, Ketua DPC Peradi Jakbar dan para pemenang lainnya

Jakarta, innews.co.id – Nuansa keberagaman begitu kentara ketika memasuki Gedung Olah Raga (GOR) Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (26/8/2023). Hari itu, Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Advokat Indonesia (DPC Peradi) Jakarta Barat menggelar Gebyar Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78.

Para advokat yang hadir tampak mengenakan pakaian-pakaian daerah, mencerminkan keberagaman bangsa ini yang berada di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Nur Setia Alam Prawiranegara tampak anggun dengan busana yang dikenakannya

Berbagai acara diadakan guna memeriahkan Independence Day dengan sorotan tema ‘Eratkan Solidaritas dan Bersatu Dalam Kebhinnekaan’ ini, antara lain, Lomba Baju Daerah, Lomba Lagu Daerah, dan Bazar Rakyat.

“Acaranya seru dan berjalan lancar. Ini merupakan cermin dunia advokat, berbeda-beda tapi tetap satu,” kata Nur Setia Alam Prawiranegara, pendiri Indonesian Feminist Lawyers Club (IFLC) yang hadir pada acara tersebut.

Pada kesempatan itu, Alam Prawiranegara berhasil meraih Juara 3 untuk lomba lagu daerah. Dia mengaku membawakan lagu berjudul ‘Kataragan Pahlawan teu Honcewang’ karya Mang Koko.

Keseruan acara Gebyar Kemerdekaan RI ke-78 yang dilakukan DPC Peradi Jakbar

Kehebohan terjadi melihat baju daerah yang dikenakan Setia Alam yang merupakan pakaian dari Jawa Barat. “Iya heboh, banyak yang ngira seperti Ratu Pantai Selatan. Saya mau memperkenalkan adat dan budaya Sunda pastinya,” aku Alam Prawiranegara.

Dia menerangkan, Mahkota Kepala yang digunakan bernama Siger Sukapura Galuh Pakuan, terinspirasi dari Srikandi dan Subadra, menandakan kebijaksanaan, keagungan, kewibawaan. Juga ada Kembang Goyang yang menandakan kecerian dan kebahagiaan. Roncean Melati menandakan keharuman dan kesucian.

Dirinya mengenakan kebaya modern dengan kutubaru. “Kalau dulunya memakai kemben dan ditutup menjadi kebaya beludru yang biasa dipakai oleh kaum bangsawan dan diejawantahkan sekarang untuk di pelaminan. Juga kain yang dipakai biasanya batik tulis Sidomukti atau yang lainnya yang melambangkan kemakmuran. Serta menggunakan selop sebagai alas kaki,” bebernya.

Nur Setia Alam Prawiranegara tengah menjelaskan makna yang terkandung dari lagu yang didendangkannya

Dia mengaku, senang bisa ikut berpartisipasi. “Suasana lomba meriah dan berbeda dari biasanya karena seleksi peserta lomba sangat objektif, di mana lomba baju daerah harus menerangkan makna baju tersebut dan fungsinya. Sementara untuk lagu daerah harus dijelaskan arti syairnya,” kata Alam Prawiranegara.

Diterangkan, untuk lomba baju daerah diikuti oleh 33 peserta, sementara lagu daerah hanya 16 peserta.

Alam Prawiranegara berharap melalui acara ini, para advokat bisa lebih bersatu, terutama dalam perannya sebagai salah satu panglima penegakkan hukum di Indonesia.

Para peserta Gebyar Kemerdekaan RI ke-78 DPC Peradi Jakbar

Menyitir ucapan Bapak Proklamator RI Bung Karno, Setia Alam berpesan kepada para advokat muda, “Berikan aku 1.000 orangtua, maka kuangkat Semeru. Tapi berikan aku 10 pemuda, maka ku akan guncang dunia”.

Dirinya menegaskan, para advokat muda harus berani dalam membantu penegakkan hukum di Indonesia. “Berani, jujur, dan punya integritas,” pesan Alam Prawiranegara.

Tampak hadir pada acara tersebut, R. Dwiyanto Prihartono, Ketua Harian Dewan Pengurus Nasional (DPN) Peradi, Ketua Bidang PKPA, Firman Pangaribuan, Asido Hutabarat (Ketua DPC Peradi Jakbar) dan jajarannya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan