Jakarta, innews.co.id – Peringatan International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional, hari ini, ingin meneguhkan komitmen perempuan sedunia untuk secara konsisten tetap memperjuangkan ketidakadilan gender yang masih menggelayuti. Tidak hanya perlakuan diskriminatif, kekerasan terhadap kaum Hawa pun masih marak.
Meski begitu, harus diakui, kiprah perempuan Indonesia kian masif merambah ke berbagai bidang profesi, menduduki berbagai posisi penting dan berperan dalam kehidupan ekonomi, budaya serta politik.
Hal tersebut dikatakan Ir. Dewi Arimbi Soeharto Alamsjah Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Senin (8/2/2021), dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional tahun 2021 ini. “Namun demikian, andil dan keberpihakan kepada kaum perempuan masih harus terus diperjuangkan,” tuturnya.
Dewi Arimbi mencontohkan terkait kuota 30 persen bagi kaum perempuan di parlemen yang menurutnya masih harus dikawal. “Tidak hanya bagaimana kaum perempuan bisa memenuhi kuota 30% di parlemen tersebut. Bahkan, kalau bisa ditingkatkan kuotanya,” ujar Dewi Arimbi yang juga dikenal sebagai Wakil Ketus Umum DPP Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) ini.
Dirinya juga melihat, saat ini, semakin banyak perempuan yang berkiprah pada berbagai tingkat secara berjenjang dimulai dari tingkat RT/RW, Kelurahan, dan seterusnya, sampai ke tingkat Nasional, bahkan sampai internasional. Dia meyakini hal itu memberi keuntungan bagi kaum perempuan sendiri.
Dewi Arimbi juga mengingatkan akan peran sentral kaum perempuan. “Bagaimana pun perempuan juga adalah seorang ibu dan juga Pendidik Utama dalam keluarga, yaitu kepada anak-anaknya yang merupakan generasi penerus bangsa,” tukas wanita cantik yang dikenal sebagai pengusaha ini lagi.
Untuk itu, seorang perempuan harus terus memperlengkapi diri dan berwawasan luas. “Ibu yang berpendidikan, berpandangan luas, berpengalaman, dan memiliki keterampilan tentunya akan lebih baik dalam mengelola rumah tangganya dan mendidik anak-anaknya. Selain itu dapat lebih membawa kemajuan dari sisi sosial ekonomi bagi keluarganya,” katanya.
Perempuan Indonesia adalah pencetak dan penentu generasi muda bangsa ke depan. “Untuk itu, harus memiliki kemampuan yang seimbang (balance) antara iman, akal, ilmu pengetahuan, tanggung jawab dan hati nurani, serta ikhtiar yang berkesinambungan,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment