
Jakarta, innews.co.id – Kebaktian Natal Presidensi Utama Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (OSZA) berlangsung dengan penuh khidmat di Conference Center Salt Lake City, Utah, Minggu (3/12/2023). Kebaktian dipimpin oleh Presiden Dallin H. Oaks, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama yang diketuai oleh Presiden Gereja Yesus Kristus dari Gereja Yesus Kristus dari OSZA (The Church of Jesus Christ of Latter-day Saints), Russel M. Nelson. Seperti diketahui, Russel Nelson, pada September tahun ini genap berusia 99 tahun.
“Natal adalah waktu untuk menyembah dan memuji Juruselamat. Hidup dalam roh Haleluyah. Sungguh merupakan sukacita ketika kita memperingati kelahiran Juruselamat dan Penebus kita, Tuhan Yesus Kristus. Marilah kita hidup dalam semangat ‘Haleluya’, senantiasa memuji Tuhan Allah Yehova,” kata Presiden Gereja Yesus Kristus dari OSZA, dalam keterangan pers yang diterima innews, Sabtu (23/12/2023).
Dia menegaskan, “Kita menghormati Bayi dari Betlehem yang kemudian justru Dia mempersembahkan pengorbanan yang tak terpahami serta tak terbatas di Taman Getsemani, diatas Salib Kalvari”.

Presiden Nelson mengenang Natal dengan melayani banyak orang melalui Program Bantuan bagi keluarga yang kurang mampu dan menyanyikan lagu ‘Mesias’ karya Händel, yang memuji Tuhan dan pemerintahan milenium-Nya.
Dirinya menyinggung tentang cidera punggung baru-baru ini yang membuatnya harus berada di rumah untuk pemulihan. Dia mengatakan, “Selama beberapa bulan terakhir, saya telah belajar lebih banyak tentang rasa sakit dan pengaruhnya yang memurnikan. Hati saya tertuju kepada Juruselamat kita ketika saya mencoba membayangkan besarnya penderitaan-Nya”.
Presiden Nelson berdoa agar umat manusia dapat merasakan kasih yang mendalam dan kekal dari Juruselamat secara pribadi. Mendapatkan kesaksian pribadi bahwa Yesus Kristus adalah Putra Allah. Dan, memanfaatkan sepenuhnya pendamaian Juruselamat dengan bertobat setiap hari serta menggunakan saat liburan untuk memulai musim peribadatan pribadi yang lebih besar lagi.
“Injil Kristus yang dipulihkan, berkat-berkat imamat-Nya tersedia bagi seluruh umat manusia sewaktu mereka datang kepada-Nya dan disempurnakan di dalam Dia. Saya tahu bahwa Allah hidup! Yesus adalah Kristus! Ini adalah Gereja-Nya. Dia mengarahkan pemulihan Injil-Nya yang berkelanjutan,” seru Presiden Nelson.
Alunan musik selama kebaktian dipersembahkan oleh Paduan Suara dan Orkestra Tabernakel di Taman Bait Suci dibawah arahan Mack Wilberg dan Ryan Murphy, dengan Richard Elliott pada organ. Doa diucapkan oleh Penatua James W. McConkie III dari Tujuh Puluh dan Presiden Umum Remaja Putra, Steven J. Lund. Turut berbicara dalam kebaktian tersebut yakni, Penatua Gerrit W. Gong dari Kuorum Dua Belas Rasul, Sister Tracy Y. Browning, Penasihat Kedua dalam Presidensi Umum Pratama, dan Penatua Paul V. Johnson dari Presidensi Tujuh Puluh.
Penuh kedamaian
“Sewaktu kita memasuki saat yang sakral ini, kami berdoa agar Anda diberkati dengan kedamaian dalam hati Anda dan kasih bagi orang-orang di sekitar Anda. Semoga Anda merasakan kasih Juruselamat dalam kehidupan Anda dan mengetahui bahwa tangan-Nya selalu terulur,” ucap Presiden Dallin H. Oaks, Penasihat Pertama dalam Presidensi Utama.
Di sisi lain, Penatua Gong berbagi tiga tradisi Natal favorit keluarganya yakni, menikmati hiasan pohon Natal dari jepitan baju dan tiga hiasan lainnya yang menceritakan kisah keluarga kami, memajang kandang Natal atau peragaan kelahiran Yesus yang menggambarkan kelahiran kanak-kanak Kristus yang kudus dan membacakan ‘A Christmas Carol’ karya Charles Dicken bersama keluarga.
Lanjutnya, Natal ini menjadi momen kita mempersembahkan karunia berharga dari Yesus Kristus berupa perubahan, pertobatan, dan pengampunan. “Dia dapat membebaskan kita dari hantu masa lalu kita. Dia dapat melepaskan belenggu kita dari penyesalan atas dosa-dosa kita dan orang lain. Yesus Kristus dapat menebus sifat kita yang egois melalui kelahiran kembali di dalam Dia,” tukasnya.
Menurutnya, Yesus Kristus memberikan karunia-karunia yang abadi dan esensial berupa kebijaksanaan, kesaksian, iman, Roh Kudus, dan kehidupan kekal. Meskipun terkadang pikiran dan hati kita mungkin mengembara dan menjauh dari-Nya, keteguhan-Nya meyakinkan kita bahwa Tuhan tidak melupakan kita—saat Natal atau waktu lainnya.
“Janganlah kita lupa untuk mengingat Sang Pemberi yang sejati—Dia yang tidak pernah melupakan kita dan memberi kita kuasa untuk mengingat-Nya melalui Roh-Nya, pada saat Natal dan sepanjang waktu,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment