Pieter Ell Duga Psikologi Faktor Pemicu Kekerasan di Tanah Papua

Dr. Pieter Ell, SH., MH., praktisi hukum ternama

Jakarta, innews.co.id – Terjadinya dugaan berbagai kekerasan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, baik aparat keamanan maupun warga sipil melahirkan keprihatinan berbagai pihak.

“Sejak dulu Papua itu dikenal sebagai tanah damai. Tidak seharusnya terjadi kekerasan yang berulang di sana. Saya sangat prihatin dengan kejadian baru-baru ini, di mana warga sipil juga jadi korban,” kata Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Kota Jayapura, Dr. Pieter Ell, SH., MH., kepada awak media, Senin (25/3/2024).

Baginya, kekerasan bukan solusi dalam menyelesaikan masalah, malah cenderung menimbulkan persoalan baru. “Kekerasan di Papua harus dihentikan. Karena tidak pernah kekerasan mampu menyelesaikan masalah,” tegasnya.

Karena itu, Pieter meminta agar reproduksi kekerasan antara aparat dan kelompok sipil bersenjata sudah saatnya dihentikan, terutama menjelang Hari Raya Paskah.

Pengacara yang juga dikenal sebagai aktor layar lebar ini menganalisa, salah satu faktor penyebabnya adalah masalah psikologi. “Pada banyak kasus, munculnya kekerasan diakibatkan karena persoalan psikologis,” imbuh aktor yang membintangi film ‘Satu Tungku Tiga Batu’ bersama Samuel Rizal Arifin, yang berkisah tentang moderasi beragama ini.

“Banyak aparat harus bertugas sampai ke dalam hutan hingga berbulan-bulan. Bahkan, ada yang sampai 9 bulan berdinas, jauh dari keluarga,” jelas Pieter Ell.

Dalam kondisi demikian, sambungnya, bisa saja mengganggu psikologi seseorang. Karena itu, Pieter menyarankan agar waktu penempatan tugas bagi prajurit bisa dievaluasi oleh pimpinan. “Sebaiknya dilakukan rotasi dalam waktu tidak lama. Paling tiga bulan sekali dilakukan rotasi agar psikologi prajurit tidak terganggu,” usul Pieter. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan