Jakarta, innews.co.id – Sosok Kolonel Inf. Triwahyu Mutaqin Akbar, S.Sos., telah dikukuhkan menjadi Kepala Pusat Sejarah (Kapusjarah) TNI yang baru menggantikan Brigjen TNI Prantara Santosa, S.Sos., M.Si., M.Tr (Han) yang berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/350/IV/2021 tanggal 26 April 2021 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia,.
Acara serah terima jabatan (Sertijab) Kapusjarah TNI, dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, bersamaan dengan penyerahan jabatan Komandan Sekolah Komando (Dansesko) TNI dan Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Komandan Kodiklat) TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (30/4/2021) lalu.
Acara juga diisi dengan penandatanganan pakta integritas dan berita acara serah terima jabatan. Selanjutnya dilakukan pengambilan sumpah jabatan yang dipimpin langsung oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Sementara itu, acara pisah sambut dari Prantara Santosa dengan Triwahyu Mutaqin yang sekaligus buka puasa bersama berlangsung di Pusat Sejarah TNI, pada hari Senin tanggal 3 Mei 2021 lalu diikuti oleh para istri dari keduanya serta para staf di lingkungan Pusjarah TNI.
Pada kesempatan itu, Triwahyu Mutaqin mengatakan, dirinya tentu akan meneruskan program-program kerja yang sudah berjalan, bahkan menuntaskannya. “Saya berharap dukungan dari berbagai pihak agar sejarah TNI bisa semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Sosok Triwahyu Mutaqin yang sebelumnya menjabat sebagai Paban III/Binkar Spers TNI dan pernah menduduki posisi sebagai Aspers Kodam Jaya ini dikenal sebagai perwira yang dekat dengan bawahan dan atasannya. Ia dinilai sosok yang low profile dan mudah bergaul.
Pria yang memiliki motto ‘Susah dan senang ingat selalu Tuhanmu dan berbuatlah yang terbaik selagi kamu mampu’ ini lahir di Bangkalan, 20 September 1973. Penyuka olahraga dan makanan pedas ini oleh rekan-rekannya dikenal baik dengan bawahannya. “Tampang boleh sangat sedikit, badan tampak berurat, tapi kalau dengan sersan dan kopral baik sekali,” demikian ujar rekan-rekannya.
Dengan tugas baru sebagai Kapusjarah TNI, Triwahyu memiliki tanggung jawab besar mendorong kesejarahan TNI akan semakin dikenal luas oleh masyarakat. “Perjalanan TNI adalah juga bagian dari perjalanan bangsa ini. Karena itu, masyarakat Indonesia harus dapat benar-benar memahami keberadaan TNI sebagai alat perjuangan dalam mengawal dan menjaga NKRI,” ujar Triwahyu lagi.
Dia meyakini ini bukan tanggung jawab yang kecil, tapi dukungan dari semua pihak tentu akan membuat tugas-tugasnya kian ringan.
Saat ini, Pusat Sejarah TNI yakni, Museum Satriamandala dengan direvitalisasi. Demikian juga Museum Dharma Pertiwi yang berada satu area dengan Satriamandala tengah direnovasi. (RN)
Be the first to comment