Jakarta, innews.co.id – Kain tenun adalah sebuah tradisi turun temurun, bahkan jauh sebelum Indonesia ada. Tak heran, hampir tiap daerah memiliki kain tenun dan corak yang khas.
“Tradisi menenum yang menjadi warisan dari para leluhur Nusantara tidak boleh hilang tergerus zaman. Harus lestari dan abadi,” ungkap Prof. Dr. Anna Mariana SH., MH., MBA., pelopor Hari Tenun Nasional ini dalam webinar bertajuk ‘Peningkatan Pemahaman Pembauran Kebangsaan di Kota Administrasi Jakarta Timur’ yang diadakan oleh Kesbangpol Kota Jakarta Timur bersama Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jaktim secara daring, Rabu (29/3/2023).
Menurut Prof Anna, FPK memiliki peran strategis dalam ikut serta menjaga dan melestarikan kain tenun. “Kain tenun merupakan bagian dan industri tekstil tradisional. Mungkin tidak sepopuler batik, namun potensinya sangat besar dan harus terus dijaga kelestariannya,” ujar pendiri Komunitas Tekstil Tradisional Indonesia (KTTI) bersama Yayasan Cinta Budaya Kain Nusantara (CBKN) serta Asosiasi Perajin Tenun Songket Indonesia ini.
Melalui kain tenun, sambung Prof Anna, akan tercermin jati diri kita sebagai bangsa Indonesia yang beragam, namun bisa bersatu. “Kain tenun memiliki makan, filosofi, nilai sejarah, dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif, dan jenis bahan atau benang yang digunakan. Karenanya, tenun harus terus dimasyarakatkan. Disinilah peran besar FPK,” tukasnya.
Sementara itu, pembicara lain Rakhmad Rahadian dari Ditjen Polpum Kementerian Dalam Negeri menegaskan, keberadaan FPK harus didukung karena sebagai mitra strategis dan perpanjangan tangan pemerintah ke masyarakat lintas etnis. “Kedepan harus didorong kemandirian FPK, di mana tidak hanya mendapat uang kehormatan, tapi juga anggaran kegiatan,” ujarnya.
Dengan begitu, maka peran dan fungsi FPK ditengah masyarakat akan semakin meningkat dan memiliki lembaga yang kuat. Bang Adi, sapaan akrab Rahadian menegaskan, anggota FPK tidak boleh berafiliasi dengan salah satu partai politik. Pun FPK bukan ladang untuk mencari nafkah, melainkan suatu tempat pengabdian bangsa masyarakat, bangsa dan negara.
Narasumber lainnya, Samtidar Tomagola Koordinator Bidang Kepemudaan dan Penggerak Pembauran FPK Jaktim menegaskan, ditengah keterbatasan anggaran, FPK JT terus berbuat untuk kemaslahatan masyarakat. Salah satu yang akan diagendakan adalah menggelar FPK Jaktim Expo, yang sejatinya menjadi agenda rutin tiap tahunnya.
Di awal pembukaannya, Drs. Taufan Bakri mengingatkan eksistensi FPK akan diuji di tahun politik ini, sebagai perekat dan penengah tatkala kelompok-kelompok di masyarakat memanas.
Hal senada dikatakan Kepala Suku Badan Kesbangpol Jakarta Timur Handoko Murhestriarso yang baru dilantik menggantikan Achmad Yani Yusuf Rivai, yang dimutasi ke Kepulauan Seribu, “Sebagai wilayah berpenduduk terbanyak di DKI Jakarta, tentu merekatkan warga yang berbeda suku dan etnis bukan perkara mudah. Karena itu, peran FPK Jaktim begitu besar dan sangat strategis dalam mendukung program-program pemerintah. (RN)
Be the first to comment