Jakarta, innews.co.id – Pemilihan Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo, bakal berlangsung seru. Ada 11 nama yang telah memenuhi syarat administratif dan untuk selanjutnya akan diteruskan kepada Senat IAIN Sultan Amai Gorontalo untuk dilakukan penilaian kualitatif.
Ke-11 nama tersebut yakni, Dr. Adnan, Prof. Dr. Ahmad Faisal, Dr. Anreas Kango, Prof. Dr. Arten Mobonggi, Dr. Hasim Mahmud Wantu, Dr. Kamaruddin Mustamin, Dr. Lukmanul Hakiem Ajuna, Prof. Dr. Muhdar HM, Dr. Najamuddin Petta Solong, Dr. Sahmin I. Madina, dan Dr. Said Subhan Posangi.

Dari ke-11 nama tersebut, banyak pihak menaruh harapan pada Prof Muhdar. Dirinya dinilai sarat pengalaman yang sangat berguna untuk membawa IAIN Sultan Amai Gorontalo menjadi institut unggulan dan berdaya saing tinggi.
Rekam jejaknya mumpuni, di mana lebih dari dua dekade memainkan peran kunci dalam membangun sistem, mengelola sumber daya, serta memajukan mutu kelembagaan.
“Kiprah Prof Muhdar tak bisa dipisahkan dengan Kementerian Agama. Setelah mengikuti program pembibitan calon dosen Kementerian Agama RI pada 2003, Prof Muhdar telah diamanahkan memegang jabatan krusial di lingkup perguruan tinggi. Di antaranya, Ketua Prodi Ekonomi Syariah, Pembantu Dekan II Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, Wakil Dekan III dan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,” ujar Zulkifli Zakatara, pengurus LAKRI Provinsi Gorontalo, sebuah LSM yang memiliki kiprah di Kejagung, KPK, dan Mabes Polri, dalam keterangannya, Minggu (13/7/2025).
Sementara itu, di lingkup Perguruan Tinggi Dikti, lanjutnya, Prof Muhdar pernah menjadi Dekan Fakultas Teknik Universitas Ichsan Gorontalo.
Dalam organisasi kemasyarakatan (ormas), Prof Muhdar dikenal sebagai sosok yang aktif, yakni sebagai Sekretaris Wilayah Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Gorontalo. Hal tersebut tentu menguatkan perannya dalam mengembangkan potensi ekonomi umat dengan pendekatan nilai-nilai Islam. Dirinya juga tercatat aktif di IAEI, MES, dan ICMI.
Kompetensi multidisipliner
Dengan kompetensi multidisipliner di bidang teknik, ekonomi, dan manajemen, Prof Muhdar diyakini membawa visi besar untuk menjadikan IAIN Sultan Amai sebagai pusat keunggulan akademik, riset ke-Islaman, dan entrepreneurship berkarakter Islami yang adaptif dan berdaya saing global.
Visi tersebut diilhami dari makna filosofis bahwa ilmu adalah pondasi, riset adalah penggerak, dan entrepreneurship berkarakter Islami adalah kontribusi dampak.
Menurutnya, IAIN Sultan Amai harus berubah, baik secara kultur akademik maupun kepemimpinan, di mana seyogyanya mengutamakan kepentingan warga kampus, dosen, dan mahasiswa, termasuk stakeholder lainnya, bukan kepentingan orang perorang.
Berkaca pada kasus kematian Hasan Saputra Marjono, mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Sultan Amai, saat mengikuti pengkaderan, pada 2023 lalu, di mana ketika itu tidak ada pertanggungjawaban secara kelembagaan dari pihak kampus. Begitu juga terjadinya berbagai macam mal administrasi, menjadi cermin perlunya reformasi total. Dan, Prof Muhdar dinilai sosok yang tepat melakukan perubahan tersebut.
“Jadikan mahasiswa dan tenaga pendidik sebagai partner kerja untuk pengembangan kampus yang lebih kompetitif,” tambah Supandi Rahman, akademisi sekaligus pemerhati kampus.
Baginya, mahasiswa berperan sebagai agent of control dalam melakukan perubahan kampus ke arah yang lebih progresif. Mahasiswa juga sebagai calon-calon pemimpin masa depan yang harus diprioritaskan dalam pengembangan kampus. Demikian juga tenaga pendidik dan kependidikan.
Menurutnya, hal tersebut yang diimpikan oleh Prof Muhdar, sebagai profesor pertama di bidang manajemen.
“Prof Muhdar juga expert di dunia akademik yakni, sebagai Assesor BAN-PT, Reviewer Nasional Litapdimas Kemenag, dan telah menghasilkan sejumlah jurnal internasional bereputasi terindeks Scopus,” tukasnya. (RN)












































