
Jakarta, innews.co.id – Meski Komite Olimpiade Internasional (IOC) memutuskan membawa Brisbane dalam pemilihan tuan rumah Olimpiade 2032 yang akan digelar di Tokyo, namun Komite Olimpiade Indonesia (KOI) tetap yakin Indonesia bisa jadi tuan rumah perhelatan olahraga akbar dunia tersebut.
Optimisme tersebut disampaikan Presiden KOI yang juga ex-officio Ketua Pelaksana Inabcog Raja Sapta Oktohari, dalam keterangan resmi, Sabtu (12/6/2021). “Kami menghargai putusan IOC. Namun, sebagaimana penjelasan Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan dalam dialog terakhir menyebutkan bahwa posisi Brisbane menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 pun masih bisa gagal apabila tidak terpilih dalam voting. Saya, atas nama NOC Indonesia dan Inabcog, memastikan kami akan berjuang hingga akhir,” kata Raja Okto.
Dijelaskan, format baru pemilihan tuan rumah Olimpiade, yang ditetapkan IOC pada 2019, membagi proses pencalonan dalam beberapa tahap, yaitu Interested Party, Continuous Dialogue, dan Targeted Dialogue yang kemudian menjadi Preferred Host.
Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan hanya membawa satu kandidat ke Dewan Eksekutif IOC. Jika tidak terpilih dalam voting Sesi IOC, Komisi Tuan Rumah Olimpiade akan melanjutkan pencalonan kandidat lain dengan proses yang sama. Keputusan mutlak tuan rumah Olimpiade 2032 tetap berada di tangan anggota IOC.
Sekitar 100 anggota IOC bakal berkumpul menghadiri Sesi IOC yang dilaksanakan dua hari sebelum upacara pembukaan Olimpiade 2020 Tokyo, dengan Indonesia juga memiliki suara melalui Menteri BUMN Erick Thohir yang juga menjabat sebagai anggota IOC.
“Kami yakin IOC member mengedepankan fairness. Indonesia memiliki wakil yaitu Pak Erick yang memiliki hak suara di Sesi IOC nanti. Kami juga akan terus menggalang dukungan untuk tampil sebagai negara ASEAN pertama yang menjadi tuan rumah Olimpiade. Kami mendapat support dari negara-negara di ASEAN dan Asia dan kami yakin perjuangan belum berakhir karena Indonesia memiliki semua syarat yang ditetapkan IOC, baik master venue plan, legacy, bahkan SDGs (Sustainable Development Goals),” ujar Okto.
Dengan potensi-potensi tersebut, menurutnya, Indonesia tetap dalam jalur pencalonan tuan rumah Olimpiade. Terlebih, Presiden IOC Thomas Bach menjelaskan negara-negara yang tengah dalam proses diskusi dengan Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan juga memungkinkan mengambil bagian menjadi tuan rumah 2036 atau 2040.
Menangapi hal tersebut, Okto mengatakan Indonesia tetap mengedepankan misi utama terlebih dulu. Dalam surat terakhir yang ditandatangani Ketua Komisi Tuan Rumah Olimpiade Kristin Kloster Aasen juga masih mengajak Indonesia melakukan diskusi lanjutan di pertemuan lanjutan pada musim gugur.
“Kami tetap akan berjuang menjadi tuan rumah 2032 dan saya cukup percaya diri. Terkait dengan opsi-opsi lain yang memungkinkan, tentu akan menjadi bahan pertimbangan kami yang perlu kami diskusikan lebih lanjut dengan pemerintah,” kata Okto. Selain Brisbane dan Indonesia, setidaknya ada empat kandidat lain yang juga membidik menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, yaitu Jerman, Hongaria, Qatar, dan Unifikasi Korea. Namun, Brisbane mendapat status Preferred Host lebih dulu karena mereka telah mengikuti proses diskusi bidding sejak akhir 2019.
Indonesia, saat ini, sudah masuk dalam tahap Continous Dialogue. Dalam dialog terakhir, Komisi Tuan Rumah Olimpiade Masa Depan mengatakan impresif dengan progres yang ditampilkan Indonesia. Bahkan, komisi yang diketuai Kristin Kloster Aasen juga memuji paparan Inabcog serta grand design pembinaan prestasi rancangan Kementerian Pemuda dan Olahraga yang dinilai dapat menjadikan Indonesia sebagai kandidat potensial tuan rumah Olimpiade. (IN)
Be the first to comment