Rayakan HUT RI ke-78, Kanusaba Siap Jadi Brand Ambassador Tenun dan Batik Nusantara

Kanusaba siap menjadi brand ambassador kain tenun dan batik Nusantara

Jakarta, innews.co.id – Komunitas Ibu-ibu Pecinta Kain Tenun Nusantara dan Batik (Kanusaba) merayakan Kemerdekaan Indonesia ke-78 dengan cara yang berbeda.

Mengenakan baju bernuansa merah putih, para ibu dari berbagai latar belakang profesi ini dengan penuh semangat menampilkan corak tenun, songket, dan batik dari berbagai daerah di Indonesia.

Erni Rohaini Ketua Umum Kanusaba, ajak rakyat Indonesia turut melestarikan kain tenun, songket, dan batik Nusantara

“Menampilkan berbagai corak tenun, songket, dan batik dari berbagai daerah di Nusantara merupakan persembahan kita di ulang tahun Republik Indonesia ke-78 ini. Ini juga sebagai bentuk rasa menghargai terhadap warisan leluhur kita yang harus terus kita jaga dan lestarikan,” kata Erni Rohaini Ketua Umum Kanusaba, kepada innews, di The Acre Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Jum’at (25/8/2023).

Menurutnya, sebagai anak bangsa, kita harus bangga memiliki kain yang indah-indah dan dikerjakan oleh tangan-tangan terampil dengan nilai seni yang tinggi. “Indonesia memiliki kekayaan corak kain, baik tenun, songket, maupun batik, sesuai daerah masing-masing. Para anggota Kanusaba hari ini ada yang menampilkan tenun dari Jawa, Sumatera, Makassar, dan lainnya,” jelas Erni yang juga berprofesi sebagai Notaris/PPAT di Jakarta Selatan ini.

Baginya, kita harus awali dengan mencintai kain-kain tradisional Indonesia. Salah satunya dengan membeli dan memakainya. “Mungkin banyak orang langsung berpikir, pasti harganya mahal. Padahal, tidak juga. Ada juga tenun, songket, dan batik yang harganya menengah atau standar. Dengan memiliki kain tenun dan batik, tentu akan melahirkan kecintaan kita terhadap produk asli Indonesia. Setelah itu, tentu kita akan penasaran untuk bisa melihat langsung bagaimana proses membuat tenun atau batik itu. Disitulah kita bisa melihat langsung betapa masih menyedihkan kehidupan para pengrajin kain-kain tradisional ini,” ungkap Erni yang akrab disapa Teteh Ero ini.

Spirit kemerdekaan dan cinta Tanah Air mewarnai perjalanan Kanusaba hingga kini

Dikatakannya, tenun, songket, dan batik tidak hanya bicara soal seni, tapi juga memiliki nilai-nilai kesejarahan dan mengandung filosilofi-filosofi tinggi di bangsa ini turun temurun. “Ada banyak makna yang terkandung dibalik kumpulan benang-benang yang dihimpun menjadi sebuah kain yang cantik,” serunya.

Sejak dibentuk 2019 silam, Kanusaba, kata Erni, terus aktif menggelorakan dan mensosialisasikan pentingnya setiap anak bangsa memiliki setidaknya minimal satu kain tenun, songket, dan batik. Secara rutin, Kanusaba mengadakan pertemuan-pertemuan, baik internal maupun eksternal sebulan sekali.

“Kalau saja, setiap anak bangsa bisa membeli, maka akan sangat membantu para pengrajin di daerah-daerah. Derajat kehidupan mereka pun akan semakin baik. Dan, akan terjadi perputaran ekonomi yang besar. Kebanyakan pengrajin kain tradisional ini kan tergolong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang perlu untuk disupport dan diberikan kemudahan-kemudahan,” imbuhnya.

Karena itu, perayaan HUT RI ke-78 ini, sambung Erni, memiliki pesan yang besar bagi semua anak bangsa bahwa negeri ini tidak hanya terus melaju menuju Indonesia maju, tapi juga lebih mencintai nilai-nilai budaya yang ditinggalkan leluhur kita, termasuk kain tenun, songket, dan batik. “Kita semua punya tanggung jawab menjaga dan melestarikan kain-kain tradisional negeri ini. Jangan sampai diakui oleh negara lain. Harus benar-benar kita rawat peninggalan-peninggalan bersejarah ini,” tukasnya.

Komunitas Ibu-ibu Pecinta Kain Tenun Nusantara dan Batik (Kanusaba) merayakan HUT RI ke-78 dengan menampilkan kain-kain tradisional Indonesia di The Acre Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Jum’at (25/8/2023)

Erni mengaku sejak kecil dirinya sudah gemar dengan kain-kain tradisional asli Indonesia. “Ibu saya kan dari dulu selalu pakai dan saya suka melihatnya. Itu terbawa terus hingga saya dewasa dan sampai kini,” ucapnya sembari mengatakan dirinya punya sekitar tiga lemari yang menyimpan koleksi pakaian maupun kain tradisional ini.

Kecintaannya ini dan melihat realitas makin tergerusnya kain-kain tradisional, membuat dirinya bersama sejumlah teman-teman membentuk Kanusaba. “Kami ingin melalui wadah ini, sosialisasi akan kain-kain tradisional Indonesia bisa terus berjalan. Kami tak bosan-bosan mengajak berbagai komponen bangsa untuk menggunakan produk lokal. Ini milik kita dan kekayaan besar yang Tuhan anugerahkan. Jangan kita sia-siakan,” serunya lugas.

Dirinya juga berharap, pemerintah pusat maupun daerah bisa benar-benar memberikan perhatian serta peluang sebesar-besarnya kepada para pelaku usaha kain tradisional, untuk bagaimana lebih mengembangkan kain-kain tradisional. Juga membantu para pengrajin untuk memasarkan produk-produknya, tidak hanya di domestik, tapi sampai ke mancanegara.

“Kanusaba siap menjadi brand ambassador yang akan terus menggaungkan sosialisasi kain tenun, songket, dan batik Nusantara ke seluruh Indonesia dan luar negeri,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan