Jakarta, innews.co.id – Menjalani profesi sebagai advokat, kurator, dan juga pengusaha, tentu bukanlah sesuatu yang mudah bagi seorang Rhen Situmorang, SH., MH., wanita cantik yang memiliki nama panjang Maria Julianti Situmorang ini.
Hal tersebut semakin tidak mudah di keseharian, mengingat ada segudang aktivitas keorganisasian yang ia jalani. Tercatat Rhen aktif sebagai Anggota Bidang Pengangkatan dan Penyumpahan Advokat Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi), Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Peradi Jakarta Barat, Anggota Bidang Keanggotaan DPP Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin), Ketua Ketua Ikatan Alumni Fakultas Hukum (IKAFAH) Universitas Kristen Indonesia (UKI) Tahun 2000, Gerakan Nasional Anti Narkotika, dan lainnya.
“Puji Tuhan, baik profesi maupun organisasi, keduanya bisa berjalan beriringan. Semua butuh komitmen dan keseimbangan,” ungkap Rhen Situmorang dalam perbincangan di Kopi Deo, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).
Baginya, aktif berorganisasi mutlak dilakukan dalam perannya sebagai advokat dan kurator. “Saya melihat organisasi bukan sebatas memperkuat tali silahturahmi, tapi juga sebagai wahana belajar dan bersosialisasi. Di organisasi saya justru banyak belajar dari pengalaman-pengalaman para senior. Itu sangat berguna bagi kita,” akunya.
Karenanya, sesibuk apapun, Rhen selalu menyempatkan diri hadir di acara-acara organisasi. Bahkan, Rhen kerap diutus oleh organisasi seperti Peradi, Ikadin, dan lainnya, untuk menjadi observer di berbagai ujian profesi advokat (UPA) dan kegiatan lainnya.
Selain itu, kecintaannya berorganisasi juga dilatari karena niat tulus untuk berbagi. Seperti yang Rhen bersama rekan-rekan IKAFAH UKI lakukan, yakni berbagi takjil di bulan Suci Ramadhan tahun lalu. “Seru ya kita bagi-bagi takjil di depan Kampus UKI kepada masyarakat luas. Disitulah kita merasa hidup ini berguna bagi banyak orang,” ujarnya.
Tegas dan berprinsip
Dalam melakoni profesinya sebagai advokat, kurator, dan pengusaha, Rhen Situmorang dikenal sebagai sosok yang tegas dan punya prinsip. “Kita harus punya prinsip kuat dan itu disampaikan juga kepada para klien,” tuturnya.
Menurutnya, kita memperjuangkan hak-hak klien. Tidak berarti harus menang dalam suatu perkara, tapi harus diperjuangkan apa yang menjadi haknya di mata hukum. Dengan didampingi kuasa hukum yang profesional, seseorang akan bisa mendapat hak-hak hukum secara maksimal. Untuk itu, seorang klienpun, kata Rhen, harus terbuka kepada kuasa hukumnya. Jangan ada yang disembunyikan. “Kita tidak bicara soal salah atau benar, tapi bagaimana seseorang bisa mendapatkan hak-haknya dalam hukum,” tukasnya.
Baik di pengadilan maupun dalam perannya sebagai kurator, Rhen merasa dirinya terus ditempa untuk menjadi sosok yang tegas dan cepat dalam mengambil keputusan. “Apalagi saat menangani PKPU atau pailit, kan kita berhadapan dengan para kreditur. Kalau tidak tegas, ya bisa susah nanti,” serunya.
Kondisi demikian sangat berbeda dengan masa kecil Rhen. Justru ia dikenal sebagai sosok yang pemalu dan pendiam. “Iya, dulu saya itu pendiam dan pemalu sekali. Makanya waktu tahu saya jadi advokat, kedua orangtua saya kaget. Bahkan, saat memutuskan menjadi advokat, pernah orangtua saya melarang takut saya tidak bisa menjalaninya. Ternyata malah sebaliknya. Itu membuat mereka bangga tentunya,” paparnya.
Rhen mengaku enjoy menikmati profesinya sebagai pengacara, kurator, sekaligus pengusaha. “Saya enjoy ya, meski kadang dalam sehari harus pergi ke beberapa daerah, tapi ya itulah bagian dari perjuangan hidup. Bersyukur suami dan anak-anak mensupport penuh saya,” imbuhnya.
Keluarga segalanya
Bila dalam keseharian, Rhen disibukkan dengan profesi dan organisasi, lantas kapan waktunya untuk keluarga? “Keluarga adalah yang utama untuk saya. Meski sibuk berkarya, namun keluarga tidak akan saya lupakan. Hanya memang butuh ekstra pengaturan agar semuanya berjalan lancar,” urainya.
Dia mencontohkan, ketika week-end, itu biasanya waktunya full untuk keluarga. “Biasanya kami menikmati kebersamaan di akhir pekan. Entah pergi nonton, makan, atau travelling. Namun di hari-hari kerja pun komunikasi tetap dilakukan secara intens.
Bagi Rhen, keluarga justru jadi penopang bagi profesi dan organisasi yang ia jalani. “Keluarga adalah penyemangat saya dalam menjalani profesi dan organisasi. Mereka segalanya untuk saya,” pungkasnya.
Keseimbangan yang terus ia dorong di keseharian melahirkan pujian dari banyak orang yang disampaikan melalui beragam media sosial. “Apa yang Kak Rhen jalankan dalam hal membagi waktu antara profesi, organisasi, dan keluarga memotivasi dan menginspirasi saya untuk bisa melakukan hal saya,” ungkap banyak netizen.
Kesibukan Rhen kian bertambah dengan telah dibukanya Kantor Law Firm RAS Situmorang & Partners yang berada di Neo SOHO Lantai 38, Podomoro City, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat. “Pasti akan tambah sibuk ya. Tapi semua kembali pada kita masing-masing. Sepanjang kita bisa mengaturnya, maka semua akan bisa berjalan dengan baik,” tuntasnya. (RN)
Be the first to comment