‘Roti dan Sandal Jepit’ Awal Pengabdian Rhen Situmorang Sebagai Advokat

Rhen Situmorang yang bernama lengkap Maria Julianti Situmorang menilai advokat adalah ladang profesi dan pengabdian dirinya

Jakarta, innews.co.id – Masih membekas diingatan Maria Julianti Situmorang, SH., MH., yang akrab disapa Rhen Situmorang tatkala dirinya pertama kali menapaki karir sebagai seorang advokat.

Ketika itu, dirinya tengah menimba ‘ilmu’ di pos bantuan hukum (Posbakum) Jakarta Timur. Suatu ketika ia tengah mendampingi klien dari kalangan kurang mampu. Saat pendampingan, tiba-tiba kliennya minta dibelikan roti dan sandal jepit. “Saya lapar, apa bisa dibelikan roti? Juga tidak punya sandal jepit,” pinta klien Rhen.

Rhen Situmorang bersama rekan-rekan partnersnya

“Saya iba dengan orang itu dan langsung pergi membelikan roti dan sandal jepit. Disitulah saya merasa kalau ternyata dunia advokat tidak melulu bicara soal fee, tapi harus lebih memiliki hati dan mau berbagi dengan orang lain. Kita harus mau melakukan pendampingan hukum terhadap kasus-kasus probono atau prodeo. Itulah kesempatan kita untuk berbagi,” ujar Rhen dalam bincang-bincang menarik di Kopi Deo, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).

Selepas pengalaman itu, Rhen kian memiliki keteguhan hati untuk menjadi seorang advokat. “Saya merasa terpanggil untuk melayani banyak orang, terutama dalam memberi kepastian hukum. Berkat yang Tuhan berikan harus membuat kita mau selalu berbagi dengan orang lain. Tidak hanya soal uang, tapi bagaimana kita bisa berbagi pengalaman dan memotivasi orang lain,” imbuh Anggota Bidang Pengangkatan dan Penyumpahan Advokat Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi) ini.

Aktif dalam organisasi, salah satunya dengan menjadi observer pada ujian profesi advokat

Dalam menjalani profesinya, Rhen merasa harus fokus agar bisa berkembang serta mau belajar. Sebab, antara satu perkara dengan perkara lain punya tantangan tersendiri. “Prinsipnya, bangunlah mimpimu hingga menjadi nyata dan bekerja keraslah dengan ketulusan dan kejujuran dan semangat pantang menyerah, karena kesuksesan akan datang mengikutinya,” seru Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Peradi Jakarta Barat ini.

Jatuh bangun telah dilaluinya dalam meniti karir di dunia kepengacaraan. Namun, semua itu justru memperkuat mental ibu tiga anak ini. “Saya banyak ditempa dari pengalaman. Belajar dari satu perkara ke perkara lain. Selain itu aktif dalam organisasi advokat, sehingga bisa ‘belajar’ dari para senior,” tukas Anggota Bidang Keanggotaan DPP Ikatan Advokat Indonesia (Ikadin) ini.

Rhen Situmorang bersama Prof Otto Hasibuan Ketua Umum DPN PERADI dan istri

Memasuki dunia profesional, ternyata Rhen pernah kecele dengan klien. “Awalnya minta pendampingan hukum, seorang ibu datang dengan pakaian lusuh dan bercelana pendek. Dia minta kami mau menjadi kuasa hukum bagi kasus anaknya yakni kecelakaan lalu lintas ringan. Melihat penampilan ibu itu, saya pun terpanggil. Tanpa pikir panjang, meski hanya dibayar sangat murah, saya iyakan. Ketika sudah tanda tangan kontrak kerja, esok harinya ibu itu datang lagi dengan penampilan yang sangat berbeda didampingi keluarganya yang ternyata dari kalangan the have. Singkat cerita, ibu itu menang. Kami pun diundang ke rumahnya. Tidak sulit mencari rumahnya karena banyak orang kenal dia dan ternyata orang gedongan. Namun, karena sudah tanda tangan kontrak, kami hanya bisa bersyukur saja. Tapi begitulah, ada juga model-model orang yang dari sisi penampilan sepertinya kurang meyakinkan, tapi sebenarnya orang kaya raya,” kisahnya.

Dari pengabdian di Posbakum, Rhen juga telah menjadi partner dari sejumlah pengacara ternama di negeri ini. Hingga akhirnya, pada Oktober 2022 lalu dia memutuskan membuka kantor law firm sendiri dengan nama RAS Situmorang & Partners yang berada di Neo SOHO Lantai 38, Podomoro City, Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat.

Dunia advokat diyakini Rhen Situmorang (kedua dari kanan) sebagai ladang pelayanannya

“Semua tentu karena kebaikan Tuhan. Mungkin Tuhan menilai sudah tepat saya membuka kantor sendiri. Namun, ini juga memotivasi saya untuk bekerja lebih keras lagi,” ucapnya.

Mengapa dinamakan RAS? “Kebetulan suami saya orang Karo. Dan, dalam bahasa Karo, RAS itu artinya, ‘bersama’. Jadi, RAS Situmorang itu bermakna ‘Bersama Situmorang’. Sederhana tapi sangat bermakna sekali nama itu,” akunya sembari tersenyum. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan