Jakarta, innews.co.id – Ditengah pandemi Covid-19, perayaan Tahun Baru Imlek tahun ini tentu berbeda. Silahturahmi secara virtual menjadi pilihan tepat, sebab keselamatan menjadi hal yang utama. Itu juga menjadi bagian dari adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Hal ini disampaikan tokoh Tionghoa Dr. H. Serian Wijatno yang saat ini berkarir di Yayasan Grup APL dalam perbincangannya dengan innews, Selasa (9/2/2021). “Imlek merupakan tradisi kaum Tionghoa dengan maksud mempererat tali silaturahmi. Tentu di masa pandemi ini, model silahturahmi menjadi berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ujar Serian yang pernah 18 tahun duduk sebagai Ketua Pengurus Yayasan Tarumanagara ini.
Lanjut Serian, jika sebelumnya perayaan dilakukan dengan bertatap muka, sekarang harus dengan cara daring. “Saya rasa silaturahmi secara virtual tidak mengurangi kekhidmatan Imlek itu sendiri karena untuk sekarang ini keselamatan adalah prioritas utama. Untuk apa dipaksakan bertatap muka kalau akhirnya berpotensi terjadi klaster penularan baru,” tukas mantan atlit nasional bulutangkis dan Bendahara PB-PBSI selama 20 tahun ini lagi.
Bagi Serian, makna Imlek seharusnya tidak terpengaruh oleh ada atau tidaknya pertemuan fisik. “Kalaupun harus ada tatap muka, sebaiknya dilakukan secara terbatas dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan, mulai dari menjaga jarak, mencuci tangan, dan selalu memakai masker dengan tujuan keamanan kesehatan bagi kemaslahatan bersama,” seru mantan Direktur Utama RS Royal Taruma ini.
Dia menambahkan, aktifitas Imlek sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing saja. Sebab, itu juga tidak mengurangi kekhidmatan dari Imlek yang sesungguhnya.
Terkait Perayaan Imlek Nasional yang sudah berlangsung dari tahun ke tahun, mantan Presiden Direktur Adira Quantum Finance ini beranggapan, lebih tepat diserahkan kepada pemerintah pusat. Terlebih dalam kondisi seperti sekarang ini diperlukan tetap adanya harmonisasi budaya yang dapat beradaptasi dengan keadaan.
Pada kesempatan lalu, secara terbuka Presiden Joko Widodo melalui menteri-menterinya telah mengimbau agar Perayaan Imlek bisa dilaksanakan secara virtual, mengingat kondisi negara saat ini masih dilanda pandemi Covid-19. “Dengan cara itu, saya kira itu tidak mengurangi kekhidmatan Imlek itu sendiri. Sehingga tali silaturahmi tetap bisa selalu terjaga dengan baik,” jelas Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Dewan Masjid Indonesia Pusat ini.
Serian juga mendukung pernyataan Presiden Jokowi bahwa Imlek bisa dijadikan momentum untuk berbagi dengan sesama yang membutuhkan. “Yang saya tahu, esensi Imlek itu sendiri salah satunya adalah berbagi yang disimbolkan dengan angpao. Jadi memang tepat apa yang disarankan Presiden Jokowi, apalagi ditengah situasi seperti sekarang ini. Apa yang disampaikan dari Presiden Jokowi tersebut jelas bersedekah serta mulia,” imbuh penulis buku kondang yang juga pernah menjadi Komisaris di beberapa perusahaan ini.
Sebagai seorang Muslim keturunan Tionghoa, yang aktif berkhidmat di Organisasi Islam DMI, Parmusi, MUI, dan PITI, Serian berharap momen Imlek ini menjadi ajang kebersamaan sebagai sesama anak warga bangsa untuk saling toleransi dan berbagi.
“Dengan cara inilah kita akan bisa lebih memaknai esensi daripada NKRI, sekaligus merawat nilai dan semangat kebangsaan Bhinneka Tunggal Ika. Sehingga NKRI akan tetap kokoh,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment