Jakarta, innews.co.id – Pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (IPPAT) yang berlangsung di Lombok, NTB, 20 Maret 2021 lalu, bukan semata perintah pengadilan, tapi juga didasarkan pada kesepakatan damai yang dibuat Desember 2020 lalu. Selain itu, perdamaian tersebut merupakan upaya dari Kementerian ATR/BPN selaku Pembina PPAT.
Salah satu yang keberatan terhadap model pelaksanaan KLB adalah Pengurus Wilayah Jawa Timur. Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Isy Karimah Syakir (Ketua) dan Farah Nurani (Sekretaris) dikatakan pihaknya keberatan KLB dilakukan secara virtual. Padahal, faktanya KLB dilaksanakan secara offline dan online, sebagai bentuk kepatuhan panitia dan pelaksana tugas PP IPPAT terhadap himbauan pemerintah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
Meski begitu, Notaris/PPAT senior di Kota Surabaya Sonya Natalia justru sebaliknya. Komitmen kuat dalam dirinya serta keyakinan bahwa KLB menjadi titik balik pembaharuan di IPPAT, membuat ia dengan penuh semangat terbang ke Lombok.
Ketika ditanya soal keberanian dirinya berseberangan dengan pengurus Pengwil Jawa Timur, Sonya dengan bijak berkata, “Penolakan adalah hak setiap anggota. Namun perlu disadari bahwa KLB ini tidak bisa dilihat dasarnya hanya AD/ART saja. Perlu dilihat juga asbabun nuzul-nya (latar belakang) sehingga terjadi KLB. Jangan lupa, lihat juga peran Pembina PPAT (dalam hal ini Musriadi Direktur Pengaturan Tanah Komunal dan Tanah Kelembagaan dan Pejabat Pembuat Akta Tanah) yang sudah berusaha mendamaikan,” kata Sonya.
Sonya mengaku bingung bila ada oknum-oknum yang berusaha menjegal perdamaian IPPAT. “Apanya yang mau dijegal dari perdamaian?” tanyanya. Dengan prasangka baik, dia berujar, “Tidak ada lah kelompok tertentu yang gemar kisruh demi melanggengkan kekuasaan”.
Dia menambahkan, Julius Purnawan pun ikhlas menerima hasil KLB dan berpesan melalui media sosialnya agar anggota semua merapatkan barisan untuk satu hati, satu kata, satu langkah, dan satu perbuatan dan memberi yang terbaik untuk perkumpulan tercinta, sekecil apapun bentuk kontribusinya.
Tidak itu saja, sambung Sonya, sebagai pemenang di KLB, Hapendi Harahap sudah menyatakan siap mewakafkan diri untuk kemajuan IPPAT.
Sonya juga menepis tudingan oknum-oknum tentang pengambilan suara yang ‘door to door’. “Tidak ada sama sekali,” tegasnya.
Pasca KLB, Sonya mengajak semua pihak untuk menggunakan energi membangun organisasi. “Mari kita gunakan energi untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan bikin riuh, apalagi kisruh. KLB sudah usai, pemimpin IPPAT sudah terpilih,” tukasnya mengingatkan.
Kepada Ketua Umum PP IPPAT terpilih, Sonya berharap bisa fokus kerja, kerja, kerja, karena masih banyak pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan dalam membenahi organisasi. “Orang bijak akan selalu mengayomi dan ikut terpanggil untuk memperbaiki kekurangan. Tidak ada manusia yang sempurna, semua ada kelebihan dan kekurangannya,” imbuhnya.
Kepada rekan-rekan PPAT, Sonya mengajak untuk menurunkan ‘tensi’, baik yang menang maupun kalah. “Jangan sampai ada fitnah dibalik kebersamaan di IPPAT. Silahkan bercanda, tapi jangan sampai menyakitkan hati,” ucapnya lugas.
Sonya pun menyitir pesan dari Winanto Notaris/PPAT yang sudah sepuh, terkait KLB, “Berkaitan hasil KLB IPPAT tgl 20-03-2021, marilah rekan2 PPAT kita bersikap secara bijak bagi yang tidak setuju dan tidak puas atas hasil KLB harus bisa menahan diri kalaupun tidak mendukung Ketum IPPAT yang baru jangan membuat gaduh dan onar dan jangan menjadi batu sandungan. Marilah kita menghayati bahwa jabatan adalah amanah, harus dilaksanakan dengan jujur dan penuh integritas. Biarlah kita memberi kesempatan kepada Ketum IPPAT yang baru untuk menjalankan amanahnya dengan merangkul dan mengayomi semua PPAT di 34 Provinsi agar IPPAT dapat memberi manfaat bagi seluruh anggota”. (RN)
Be the first to comment