
Jakarta, innews.co.id – Pelaksanaan Konvensi Pendeta Gereja Toraja yang akan diadakan di Asrama Haji Sudiang Makassar, 18-21 Mei 2022 ini, menjadi cermin adanya keterbukaan dan upaya kuat dari pihak gereja untuk membangun moderasi beragama di Indonesia, seperti yang didengungkan pemerintah.
Sekitar 1.000 pendeta Gereja Toraja dari seluruh Indonesia dan luar negeri akan mengikuti konvensi tersebut. “Gereja Toraja menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Republik ini. Sejak dulu, kami selalu terbuka dan menjalin kerja sama dengan umat agama lain,” kata Pdt. Dr. Alfred Y.R. Anggui, M.Th., Ketua Umum Sinode Gereja Toraja, dalam pesannya kepada innews, Minggu (8/5/2022).

Acara nanti, lanjutnya, akan diikuti sekitar 1.000 pendeta, baik yang aktif maupun emiritus yang datang dari beragam wilayah pelayanan Gereja Toraja yang saat ini tersebar di 17 Provinsi hingga ke luar negeri.
Nantinya, selain jadi tempat penyelenggaraan acara, Asrama Haji Sudiang Makassar, juga akan dijadikan tempat peserta menginap selama acara konvensi. “Seluruh rangkaian acara, termasuk akomodasi peserta akan ditempatkan di Asrama Haji Sudiang Makassar,” terangnya.
Diharapkan nantinya Pembukaan Konvensi akan dilakukan oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. Juga akan dihadiri oleh Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly, Gubernur Sulawesi Selatan dan Walikota Makassar. Tentunya juga para tokoh-tokoh lintas agama di Sulsel.
Alfred sendiri telah menemui Menag dan mengundang untuk hadir pada acara akbar tersebut. “Kami berharap Bapak Menag berkenan membuka acara sekaligus memberikan ceramah terkait seruan kepada pendeta untuk merawat kebhinnekaan sebagai aset NKRI,” tuturnya.
Terkait agenda konvensi, Alfred menerangkan, pada intinya ialah membangun komitmen dan kesepahaman bersama dalam mengemban tugas pelayanan ke depan. Termasuk di dalamnya komitmen untuk terus menjaga dan membangun kehidupan bangsa, serta masyarakat Indonesia.
“Gereja Toraja terus menggaungkan pentingnya membangun moderasi beragama di Indonesia. Dengan sikap saling menghormati dan menghargai sampai ke tingkat grassroot, diyakini Indonesia akan terhindar dari perpecahan dan disintegrasi bangsa,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment