
Jakarta, innews.co.id – Tidak bisa dipungkiri, kaum perempuan dan anak menjadi pihak yang terdampak pandemi Covid-19, baik secara langsung ataupun tidak. Namun demikian, dengan segala kemampuannya, diyakini kaum perempuan mampu menjadi lokomotif perubahan ditengah keluarga maupun bangsa dan negara.
Keyakinan tersebut disampaikan Annisa Pohan Yudhoyono saat membuka Webinar Nasional Srikandi Demokrat yang mengupas ‘Perempuan Tangguh di Masa Pandemi: Meningkatkan Daya Tahan dan Daya Saing Perempuan’, Sabtu (25/9/2021). “Baik perempuan yang menjadi ibu rumah tangga maupun mereka yang berperan di berbagai sektor usaha, tentu mengalami dampak signifikan lantaran pandemi Covid-19. Tapi jangan lupa, kaum perempuan memiliki keunggulan untuk dapat bangkit, menata keluarga dan usahanya agar dapat bertahan,” kata Annisa.

Dia menjelaskan, sudah menjadi rahasia umum, lantaran pandemi cukup banyak perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), bahkan berujung pada perceraian. “Ini tentu kondisi yang tidak mudah. Karena itu, pemerintah dengan segala komponennya harus mampu mendeteksi persoalan-persoalan tersebut sehingga dampak yang ditimbulkan dari Covid-19 terhadap kaum perempuan dapat diminimalisir,” ujar wanita cantik istri Agus Harimuthi Yudhoyono (AHY) Ketua Umum DPP Partai Demokrat ini.
Srikandi Demokrat, lanjut Annisa, terus berupaya mendorong kaum perempuan agat dapat kuat menghadapi terpaan pandemi ini. “Sebagai kaum perempuan, kita punya tanggung jawab terhadap keluarga maupun diri sendiri. Bagaimana menyadarkan anggota keluarga untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dan hidup sehat. Di sisi lain, kaum perempuan juga dapat melakukan aktifitas ekonomi yang dapat membantu pemenuhan kebutuhan keluarganya,” urai Annisa.

Acara yang dibagi dua sesi ini menghadirkan pembicara antara lain, Andy Yentriyani Ketua Komnas Perempuan, Ita D. Azly (Familily Psycologist & Clinical Mental Health), Thilma Komaling (Praktisi Teknologi & Green Economy), dan Istafiana Candarini (CEO @kamiidea).
Dalam uraiannya, Andy Yentriyani mengatakan, di masa pandemi beban ganda ada di pundak banyak perempuan, baik menyangkut mengurus keluarga maupun ekonomi rumah tangga yang minim. Ini belum ditambah dengan tingkat stres kaum pria, di mana istri menjadi pelarian sehingga timbul KDRT.
Sementara itu, Ita Azly menerangkan, kondisi yang tidak mengenakan tentu mempengaruhi kaum perempuan secara psikologis. Disini tentu kaum perempuan dituntut untuk bagaimana bekerja secara ekstra, baik di rumah maupun di luar agar memberi keseimbangan bagi kondisi rumah tangga.
Di sisi lain, Thilma Komaling dan Istafiana Candarini menilai, meski harus berkutat di ranah domestik, namun kaum perempuan tetap punya kesempatan mengeksplorasi diri dan terjun ke sektor usaha. Bisa dengan memanfaatkan teknologi pemasaran secara online sesuai dengan kemampuan masing-masing. (RN)
Be the first to comment