Jakarta, innews.co.id – Akhir-akhir ini masyarakat disajikan berbagai perseteruan yang melibatkan orang-orang Batak yang sejatinya layak dikategorikan sebagai tokoh dengan latar belakang profesi dan jabatannya. Tentu ini dirasa sangat memalukan.
Di berbagai media sosial tampak jelas para tokoh tersebut saling menjelekkan satu sama lain. Tentunya ini membawa ekses kurang baik ke publik.
“Sebagai bagian dari keluarga besar Suku Batak saya dan beberapa tokoh prihatin karena tokoh-tokoh kita ini ribut di publik secara terbuka dan menyeret-nyeret suku Batak yang sama sekali tidak sehat dan cenderung membuat perpecahan, bukan saja bagi orang-orang Batak tetapi untuk publik juga tidak sehat karena kita pertontonkan aksi tak terpuji apalagi itu dilakukan oleh orang yang di publik punya posisi atau jabatan,” kata Dewan Penasihat Gema Batak Nusantara Arnod Sihite, di Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Dia mencontohkan, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang terlibat konflik saling ejek dengan Leo Situmorang dari Forum Batak Intelektual. Hotman juga ribut dengan Razman Nasution. Belakangan politisi PDIP Masinton Pasaribu juga terlibat ‘perang’ terbuka dengan Luhut Binsar Panjaitan dan Ruhut Sitompul. Sebelumnya, Hotman Paris juga berperkara dengan pengacara senior Hotma Sitompul. Belum lagi polemik di organisasi advokat Peradi, di mana ketiga Ketumnya adalah juga orang Batak.
“Mereka ini kan tokoh, tapi di publik perdebatan mereka sudah tidak sehat, tidak substantif lagi. Malah saling olok, menyerang pribadi sampai-sampai hal-hal terkait kesukuan Batak juga jadi bahan ejekan. Ini sama sekali tidak sehat. Kami minta segera dihentikan,” tegas Arnod yang adalah Ketua Umum Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Percetakan dan Penerbitan dan Media Informasi Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (PP FSP PPMI-KSPSI).
Arnod meminta agar para tokoh ini tidak menghabiskan energi dengan membuat gaduh. Para pihak diminta menahan emosi dan lebih memberikan pendidikan, serta memikirkan program yang membawa manfaat organisasi untuk kesejahteraan kemajuan orang batak dan Indonesia.
“Ini kan jadinya karana Batak diseret-seret membuat citra Batak juga terganggu. Kalau kita cinta Indonesia, cinta Batak, maka kita harus saling menjaga marwah orang Batak. Perdebatan yang tidak subtansial hanya mengundang rasa antipati dari masyarakat luas yang kita pertontonkan. Ini tentu tidak sehat,” tukas Wakil Ketua Umum DPP KSPSI Pimpinan Yorrys Raweyai tersebut.
Ketua Umum Gema Batak Nusantara Ramudin Bagariang menambahkan, seharusnya sebagai tokoh dan intelektual harus memberikan contoh dan panutan kepada Bangso Batak secara luas terhusus bagi generasi muda batak yamlng lebih baik lagi agar para generasi muda batak bisa berkarya lebih baik dan mampu dan berpartisipasi untuk pembangunan negara Republik Indonesia.
“Kita punya nilai persaudaraan bukan sebaliknya saling menjatuhkan. Semoga tokoh-tokoh kita mampu menjaga kekeluargaan dan menghormati satu sama lain agar bangsa batak tetap suku yang di hormati oleh suku lainnya bukan ditertawakan oleh masyarakat lainnya,” ujar Ramadian. (RN)
Be the first to comment