Teka-Teki ‘Kabinet’ IPPAT, Otty Ubayani: “Pilih yang Kredibel dan Mau Melayani, Bukan Dilayani”

Otty Hari Chandra Ubayani, SH., Sp.N., MH., Notaris/PPAT senior di Jakarta Selatan

Jakarta, innews.co.id – Pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) sebagai perintah pengadilan dan hasil kesepakatan damai para pihak dihadapan Kementerian ATR/BPN, tidaklah mudah. Ada oknum-oknum yang dengan sengaja berupaya menggagalkan KLB ini. Mulai dari isu-isu murahan hingga upaya provokasi yang tidak sehat. Bersyukur, akhirnya KLB bisa berjalan lancar, sekaligus mengakhiri kemelut yang mendera IPPAT selama ini.

“Saya lihat, masih lebih banyak PPAT, baik yang senior maupun junior mendukung KLB dan hasil-hasilnya. Ini menandakan ada kerinduan dari para PPAT agar perkumpulan ini bisa on the track kembali agar kepentingan anggota bisa diperhatikan dan diperjuangkan,” ujar Otty Hari Chandra Ubayani, SH., Sp.N., MH., dalam perbincangan dengan innews, di Jakarta, Jumat (26/3/2021).

Salam komando Otty Ubayani dan Hapendi Harahap, keduanya Caketum pada Kongres VII IPPAT di Makassar, 2018 silam

Terkait munculnya gugatan terhadap KLB, menurut Otty, ini dilakukan aktor-aktor gaek yang memang sudah sejak dulu senangnya melempar bola panas tanpa memberi solusi jelas. “Buat saya, bisa saja hasil KLB tidak menyenangkan semua pihak. Itu wajar dalam sebuah organisasi. Yang penting bagaimana nanti IPPAT dibawah kepemimpinan Bang Hapendi bisa memberikan yang terbaik bagi PPAT se-Indonesia,” kata Otty yang dikenal sebagai Notaris/PPAT senior di Jakarta Selatan ini.

Otty menerangkan, pemilihan ketua umum putaran kedua, sebagai lanjutan dari Kongres VII IPPAT di Makassar, berlangsung secara online. “Saya mengapresiasi kerja panitia OC yang mengatur pemilihan dengan baik, sehingga tidak terjadi penumpukan orang di satu tempat. Saya lihat, kerja panitia sangat luar biasa. Peserta yang datang bisa memilih dengan nyaman, dimana tempat-tempat pemungutan suara (TPS) disebar di sejumlah hotel,” urainya.

Lanjut Otty, yang berlangsung virtual hanya pembukaan acara dan sambutan-sambutan saja. Sebelumnya, dalam pernyataan sikapnya, Pengwil IPPAT Jatim menyatakan keberatan dengan pelaksanaan KLB yang berlangsung virtual, meski juga tidak menolak KLB.

Kemelut di tubuh IPPAT berakhir sudah melalui KLB di Lombok, NTB, hari ini

“Panitia OC, didukung SC dan PLH PP IPPAT begitu cerdas untuk menjawab keinginan oknum-oknum tertentu yang mau menggagalkan KLB. Jadi, pemilihan di KLB tidak menabrak AD/ART. Masak hanya pembukaan yang sebagian acaranya dilakukan online saja keberatan. Rasanya wajar saja, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini,” cetus Otty sambil mengernyitkan dahinya seolah bingung.

Ditanya soal sosok-sosok tepat yang duduk di ‘Kabinet’ IPPAT periode 2021-2024, secara terbuka Otty mengatakan, “Bang Hapendi terbuka menerima semua masukan dari para Caketum, asalkan kompeten dan bisa diandalkan. Jadi, PP IPPAT akan berwarna nantinya”.

Menurut Otty, sebaiknya memang the right man on the right place. Jangan hanya sekadar nama, tapi tidak mau bekerja. “Kepengurusan nanti harus diisi oleh mereka-mereka yang mau dengan tulus mengabdi untuk IPPAT,” tukas Otty yang juga menjadi Caketum pada Kongres VII IPPAT di Makassar, 2018 silam ini.

Ditambahkannya, untuk posisi-posisi penting, seperti Ketua-Ketua Bidang harusnya orang-orang yang tepat dan punya spirit berorganisasi yang kuat. Juga orang-orang yang kreatif dan inovatif. Mampu membuat terobosan-terobosan penting bagi kebaikan anggota dan perkumpulan. Otty juga mengusulkan agar juga melibatkan orang-orang muda dalam kepengurusan.

“Sejatinya pengurus itu pelayan yang tugasnya melayani anggota. Jadi, bukan anggota yang melayani pengurus. Pengurus harus siap melayani,” tegas Otty.

Lebih jauh Otty mengatakan, ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh kepengurusan IPPAT yang dinakhodai oleh Hapendi Harahap ini di antaranya, mengadvokasi anggota, juga memperjuangkan bagaimana UU PPAT bisa terwujud. Lainnya, secara internal kesejahteraan juga harus dipikirkan, kesolidan IPPAT dapat terwujud dan bagaimana PPAT se-Indonesia sebagai pejabat publik dapat bekerja dengan rasa aman, bermoral, dan bermartabat.

Kepada PPAT se-Indonesia, Otty mengajak agar bisa bekerja dengan baik, bermitra dengan pemerintah dan berbagai pihak. “Persoalan IPPAT sudah selesai. Sekarang mari kita bersama-sama membangun organisasi ini dengan segala masukan dan kritik yang membangun. Kalau PPAT baik, maka akan tercipta Indonesia yang kuat dan hebat,” tutup Otty. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan