Jakarta, innews.co.id – Di kekinian, menemukan sosok yang mau benar-benar berkorban demi organisasi bak mencari jarum dalam sekam. Apalagi, ketika jabatan mentereng menjadi nomor satu, sudah di depan mata, tapi malah legowo menjadi orang nomor dua, tentu butuh kelapangan hati. Sayangnya, oleh pihak lain, ia malah dituding tidak konsisten.
Demikian sekelumit kisah yang dialami Dr. Efran Helmi Juni, SH., MH., Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) terkait pencalonan dirinya. “Memang awalnya oleh rekan-rekan, saya didorong untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum DPP AAI. Ketika itu belum saya iyakan karena niatnya ingin menuntaskan tugas-tugas lebih dulu sebagai Sekjend DPP AAI,” ungkap Efran kepada innews, Kamis (29/4/2021).
Ketika itu, lanjut Efran, dirinya dipaketkan dengan Ranto Simanjuntak sebagai Calon Sekjend. Dalam perjalanan waktu, Efran terlibat banyak diskusi, termasuk dengan Palmer Situmorang.
“Ada banyak kesamaan visi antara saya dengan Bang Palmer. Salah satunya adalah sama-sama ingin membuat perubahan yang baik untuk AAI,” kata Efran.
Menurut Efran, niatan Palmer membuat perubahan di AAI telah lama digaungkan. Bahkan, sebelum 2015, atau pada saat Munas AAI di Makassar, sudah ada keinginan Palmer mencalonkan diri. Dari beberapa kali diskusi, baik dengan Palmer maupun advokat-advokat senior di Bandung, akhirnya dengan legowo, Efran mengurungkan niatnya, tapi lebih memilih menjadi Calon Wakil Ketua Umum, dimana Palmer sebagai Caketumnya.
“Ini bukan keputusan mudah. Tapi demi keutuhan dan keinginan membuat perubahan besar di tubuh AAI, saya siap,” tukasnya.
Efran menambahkan, keputusannya mendukung Palmer juga untuk menghindari stigma aji mumpung, dimana sengaja maju jadi Caketum lantaran Munas diadakan di Bandung. Kebetulan dirinya merupakan Anggota AAI di Bandung. “Saya ingin munas ini berjalan dengan baik, berwibawa, dan bermartabat. Jadi, jangan juga ada kesan saya maju karena memanfaatkan Bandung sebagai tuan rumah,” tandasnya.
Mendukung Palmer juga, kata Efran, merupakan bentuk upaya menjaga keutuhan organisasi. “Buat saya tidak masalah, yang penting AAI tetap penuh kemesraan,” tuturnya lagi.
Keputusannya tersebut juga disampaikan kepada Ranto Simanjuntak calon partnernya. Konon, sempat ada pertemuan Palmer, Efran, dan Ranto untuk membahas hal tersebut, dimana sempat muncul keinginan mempaketkan ketiganya. Posisi Ranto pun tidak berubah, tetap sebagai Calon Sekjend. Kala itu, kabarnya Ranto belum tegas menjawab.
Tunggu punya tunggu, tak ada jua ada kabar. Tiba-tiba, bak balapan mobil di Sirkuit Sentul, ada mobil yang menyalip di tikungan. Muncul paket baru, dimana Ketum DPP AAI Ismak ternyata ingin maju lagi sebagai petahana menggandeng Wenda Aluwi (Calon Sekjend), dan Ranto Simanjuntak (Calon Wakil Ketum). “Jujur saya agak kaget ketika itu. Apalagi melihat Ranto yang justru lagi ditunggu-tunggu kabarnya malah hadir dengan paket lain,” aku Efran.
Namun, dirinya mengaku sudah tidak mempersoalkan hal tersebut. “Walau bagaimanapun itu hak Ranto untuk memilih paket yang diminatinya,” imbuh Efran bijak.
Meski begitu, Efran dengan tegas menolak bila dikatakan inkonsisten. “Saya belum memutuskan untuk benar-benar maju (sebagai Caketum). Tapi sekarang sudah clear, dimana saya berpaket dengan Palmer Situmorang (Caketum) dan Hendri Donal (Casekjend) dengan tagline ngetopnya PHD, bukan Pizza Hut Delivery, tapi Palmer, Helmi, dan Donald,” ucapnya lugas sembari berkelakar. (RN)
Be the first to comment