![](/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0103.jpg)
Jakarta, innews.co.id – Hari ulang tahun Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) ke-18 menjadi momentum berkontemplasi dan refleksi mengenai perjalanan panjang organisasi advokat (OA) yang menjadi amanat dari UU Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat.
Tiga pesan bernas Prof Otto Hasibuan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Peradi, yang disampaikan pada Perayaan HUT Ke-18 Peradi, di Peradi Tower, Jakarta Timur, Rabu (21/12/2022), menjadi bahan penting untuk didalami dan dipahami oleh seluruh advokat.
![](https://i0.wp.com/innews.co.id/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0095.jpg?resize=678%2C510&ssl=1)
Dengan gamblang Prof Otto mengatakan, pertama, konsep single bar menjadi sesuatu yang tepat bagi para advokat. Sebab, prinsip ini baik untuk pencari keadilan. “Secara organisasi, bila diterapkan single bar, maka pengawasan dan peningkatan profesionalitas advokat akan dapat tercapai. Bayangkan kalau multi-bar, konsep pendidikan bagi para calon advokatnya tentu akan berbeda-beda, tergantung bagaimana OA-OA meluluskan para calon advokat. Demikian juga bila ada advokat bermasalah, kalau di multi-bar, maka akan seenaknya saja dia pindah ke OA lain. Ini tentu membahayakan para pencari keadilan,” terang Prof Otto.
Karena itu, ujarnya, sampai kapanpun harus diperjuangkan single bar is a must (wadah tunggal adalah keharusan). Apalagi, di seluruh dunia, konsep OA yang dipakai selalu single bar. “Dalam hal ini Peradi harus punya prinsip seperti itu dan jangan mau dipecah belah,” serunya.
![](https://i0.wp.com/innews.co.id/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0096.jpg?resize=678%2C510&ssl=1)
Kedua, kata Otto, kita harus menjaga independensi. Karena kalau sudah dapat diintervensi oleh pihak di luar advokat, maka independensi akan hancur lebur. “Kalau itu terjadi, maka rule of law tidak akan tercapai,” tukasnya penuh keyakinan.
Ketiga, kualitas dan pengabdian advokat harus terus ditingkatkan. Tentu melalui perbaikan dari sisi kurikulum pendidikan khusus profesi advokat (PKPA). “Kalau ini bisa ditegakkan, maka officium nobile akan tercapai,” serunya. Pengabdian pun demikian, di mana advokat harus selalu berempati dengan keadaan di sekitarnya.
![](https://i0.wp.com/innews.co.id/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0093.jpg?resize=678%2C510&ssl=1)
Otto mengajak semua advokat memahami ketiga hal tersebut sebagai pondasi dalam membangun kejayaan advokat di Tanah Air.
Dia mengakui, sejak awal pembentukan Peradi, riak dan gelombang selalu mengiringi. Namun, ia bersyukur sampai saat ini Peradi tetap eksis dengan berbagai kegiatan, baik di tingkat pusat sampai ke cabang-cabang. “Saya mengapresiasi langkah teman-teman semua dalam menjaga soliditas dan kebersamaan. Itu menjadi bagian penting di Peradi,” pungkasnya.
![](https://i0.wp.com/innews.co.id/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0098.jpg?resize=678%2C510&ssl=1)
Sementara itu, dalam laporannya Ketua Panitia HUT Peradi ke-18 Rielen Pattiasina mengatakan, persiapan yang dilakukan cukup singkat. Namun, puji syukur acara ini tidak hanya diikuti secara offline oleh jajaran pengurus dan anggota di pusat, tapi juga secara online oleh para anggota Peradi di cabang-cabang.
“Dalam kaitan HUT Peradi ini, kami juga memberikan bantuan sembako kepada warga di sekitar Peradi Tower,” kata Rielen.
![](https://i0.wp.com/innews.co.id/wp-content/uploads/2022/12/IMG-20221221-WA0063.jpg?resize=678%2C509&ssl=1)
Tampak hadir pada perayaan tersebut para petinggi DPN Peradi antara lain, R. Dwiyanto Prihartono (Ketua Harian), Hermansyah Dulaimi (Sekjen), Nyana Wangsa (Bendum), Adardam Achyar (Ketua Dewan Kehormatan Pusat), Rivai Kusumanegara (Ketua Dewan Kehormatan Daerah), Suhendra Asido Hutabarat (Ketua PBH Peradi), Andra Reinhard Pasaribu (Ketua Young Lawyer Committee), para pengurus cabang dan berbagai daerah di Indonesia. Juga dihadiri oleh Mayor Ahmad Budiman (Danramil), Bambang Pangestu (Camat Matraman), Diki Wijaya (Lurah Utan Kayu Utara), Tuti Setiawati (Ketua RT 01), KH Jamaluddin F. Hasyim (Wakil Khatib Syuriah PWNU DKI Jakarta), dan tamu-tamu undangan lainnya.
Pada kesempatan itu juga diresmikan Peradi Tower yang ditandai dengan dibukanya selubung nama Peradi dan pengguntingan pita oleh Prof Otto Hasibuan yang didampingi istri tercinta Normawati Damanik. “Saya bangga dan terharu bahwa kini Peradi memiliki tower yang megah. Disinilah rumah kita dan dari tempat inilah pengabdian dan pelayanan Peradi akan menjalar hingga ke pelosok Nusantara,” imbuhnya. (RN)
Be the first to comment