Jakarta, innews.co.id – Penggunaan plastik menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia, termasuk pencemaran tanah, air, dan udara; perusakan ekosistem laut; ancaman terhadap rantai makanan; serta risiko kesehatan karena paparan zat kimia berbahaya seperti BPA dan ftalat. Selain itu, produksi plastik berkontribusi pada perubahan iklim melalui emisi gas rumah kaca.
Untuk itu, perlu gerakan untuk mensosialisasikan pemakaian plastik seminimal mungkin. Forum CSR DKI Jakarta gencar menyuarakan gaya hidup tanpa plastik.
“Harus dipahami, penggunaan plastik bisa mengakibatkan bumi menjadi rentan terhadap perubahan iklim,” kata Ketua Umum Forum CSR DKI Jakarta, Aldi Imam Wibowo, di Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Data menyebutkan, setiap hari Jakarta menghasilkan 7.000 ton sampah. Sekitar 14% di antaranya adalah plastik sekali pakai, berbentuk kantong, sedotan, bungkus makanan. Semuanya menumpuk dan susah terurai.
Sejak 2020, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melarang pemakaian plastik sekali pakai di toko, restauran, dan mal.
“Gaya hidup tanpa plastik itu mudah. Mulailah dari hal-hal yang simple seperti membawa botol minum sendiri, gunakan wadah makan sendiri, bawa tas belanja kain, dan tolak sedotan plastik,” ujar Direktur Utama PT Suri Retail Nusantara ini.
Aldi mengajak warga Jakarta untuk lebih peduli dengan lingkungannya, termasuk meminimalisir pemakaian plastik. “Kita harus menjadi orang-orang yang membantu Jakarta menjadi lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan,” seru pengusaha muda sukses ini.
Dirinya yakin, bila semua warga Jakarta aktif, maka penggunaan plastik dapat ditekan seminimal mungkin, maka kualitas air dan lingkungan akan lebih bersih lagi. Selain itu, kualitas udara juga semakin baik dan kesehatan masyarakat akan lebih terjamin. (RN)









































