Ketika Laut Dipagari, Siapa yang Diuntungkan?

Oleh: Sandy Syahrul
Alumni Teknik Lingkungan Universitas Trisakti

LAUT adalah milik publik, bukan properti pribadi yang bisa seenaknya dibatasi. Namun, pemasangan pagar laut sepanjang lebih dari 30 km di pesisir Tangerang menimbulkan pertanyaan besar: Apakah ini benar untuk melindungi lingkungan atau justru melanggar prinsip-prinsip Teknik Lingkungan?

Saya, sebagai lulusan Teknik Lingkungan Universitas Trisakti, melihat permasalahan ini dari sudut pandang keberlanjutan ekosistem, tata kelola pesisir, dan keadilan lingkungan. Berdasarkan kajian ilmiah, pagar laut bukan hanya berpotensi merusak keseimbangan ekosistem, tetapi juga menghambat akses masyarakat pesisir yang menggantungkan hidupnya pada laut.

Jika pagar ini memang bertujuan untuk melindungi lingkungan, mana kajian AMDAL-nya? Mana kajian ekologi tekniknya? Jika tidak ada dasar ilmiah yang kuat, maka ini bukan solusi, tetapi justru sebuah bencana lingkungan baru“. Sandy Syahrul

Pagar laut di Tangerang

Dampak Ekologis: Pagar Laut Merusak Sistem Alami

Dari perspektif Teknik Lingkungan, pagar laut memiliki sejumlah dampak serius:

Gangguan Sirkulasi Air dan Sedimentasi

  • Laut memiliki pola aliran air alami yang membawa nutrisi dan menjaga keseimbangan ekosistem. Pemasangan pagar laut dapat menghambat arus air, menyebabkan sedimentasi tidak teratur yang berpotensi merusak ekosistem pesisir.

  • Konsep Ekohidrologi menegaskan bahwa rekayasa manusia yang tidak mempertimbangkan aliran air alami akan menciptakan degradasi lingkungan (Zalewski, 2002).

Menurunnya Keanekaragaman Hayati Laut

  • Pagar laut dapat mengisolasi habitat biota laut, mengganggu pola migrasi ikan, dan bahkan menyebabkan kepunahan spesies di area tersebut.

  • Konsep Keanekaragaman Hayati dalam Teknik Lingkungan menyatakan bahwa fragmentasi habitat akibat struktur buatan dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan organisme laut lainnya (Costanza et al., 1997).

Peningkatan Abrasi dan Perubahan Garis Pantai

Banyak yang tidak memahami bahwa struktur keras seperti pagar laut dapat mempercepat erosi di area lain akibat perubahan dinamika ombak. Ini disebut sebagai coastal squeeze effect (Pilkey & Cooper, 2012).

Dalih Perlindungan atau Perampasan Laut?

Jika pagar laut ini memang dibuat untuk melindungi pantai dari abrasi, maka metode yang digunakan salah besar. Teknik Lingkungan memiliki banyak solusi yang jauh lebih ramah ekosistem, seperti:

• Penanaman mangrove dan vegetasi pesisir untuk menahan abrasi secara alami.

• Pembangunan reef barrier alami menggunakan material ramah lingkungan untuk melindungi garis pantai.

• Pendekatan marine spatial planning untuk memastikan keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan kepentingan masyarakat pesisir.

Pagar laut ini bukan perlindungan, ini adalah bentuk privatisasi ruang publik. Jika benar ingin melindungi pesisir, gunakan solusi berbasis ekosistem, bukan beton dan besi yang justru merusak“. Sandy Syahrul (*)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan