Jakarta, innews.co.id – Dalam dunia usaha dikenal istilah 1.000 teman masih kurang, satu musuh terlalu banyak. Sayangnya, tidak demikian yang terjadi di organisasi pengusaha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Di wadah ini justru ada oknum-oknum yang senangnya mencari musuh. Tak heran, muncul kekisruhan yang berujung pada dualisme kepemimpinan.
Begitu juga filosofi kalau minum air harus tahu sumbernya dan dipelihara agar terus menghasilkan. Berbeda dengan di Kadin, yang menjadi sumbernya malah mau dirusak.
Hal tersebut dikatakan pengusaha senior yang sukses Dr. John Palinggi, menyikapi kekisruhan yang terjadi di Kadin Indonesia. Terjadinya Munaslub menjadi pangkal masalah yang setelahnya berlanjut dengan mengirim preman-preman untuk menjaga kantor Kadin Indonesia dan mengakibatkan Arsjad Rasjid serta jajaran pengurusnya tidak bisa lagi berkantor. Bahkan, sempat terjadi pemukulan terhadap Staf Ahli Ketum Kadin Indonesia.
“Seorang pengusaha itu tidak pernah menciptakan musuh, malah mencari teman sebanyak-banyaknya. Kalau mau cari musuh jangan di Kadin. Silahkan kalau mau tarung di luar sana saja,” tegas John.
Dirinya mengaku miris melihat munculnya konflik di tubuh Kadin Indonesia. Padahal, kondisi perekonomian Indonesia sedang tidak baik-baik saja. “Harusnya Pengurus Kadin fokus bagaimana membantu pemerintah menstabilkan perekonomian, bukan malah memperebutkan tahta,” imbuh Presdir Karsa Mulindo Semesta Group ini.
John dengan lugas memaparkan sedikitnya ada 10 tugas Kadin yakni:
- Penyebarluasan informasi, terutama terkait kebijakan pemerintah di bidang ekonomi
Penyampaian informasi terkait permasalahan dan perkembangan perekonomian dunia
Penyaluran aspirasi kepentingan pengusaha/ekonomi
Penyelenggaraan pendidikan dan latihan dan membuat pengusaha makin berdaya
Penyelenggaraan dan peningkatan hubungan kerja sama industri dan ekonomi
Berupaya memelihara kerukunan usaha negara, swasta, dan koperasi, sehingga tercipta pemerataan kesempatan berusaha
Peningkatan hubungan kerja sama pengusaha Indonesia dengan pengusaha luar negeri
Mendukung dan melakukan promosi usaha baik di dalam maupun luar negeri
Pembinaan hubungan yang serasi antara pekerja dengan pengusaha
Berupaya melestarikan alam dan mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup
Harus dewasa
John menilai, Kadin harus dewasa dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Jangan malah diseret-seret ke pemerintah.
Dirinya menilai, Munaslub bagian dari kecideraan organisasi dan tidak akan menghasilkan apa-apa. Justru yang muncul adalah orang yang arogan. Itu sudah nampak kan sampai terjadi pemukulan kepada satu pihak.
“Ukuran utama lancarnya Kadin adalah mentaati regulasi yang ada. Kalau tidak, bisa muncul hal-hal yang tidak dikehendaki. Jadi, masing-masing pihak bercermin saja dan jujur pada diri sendiri, apakah sudah menjalani Kadin sesuai amanat undang-undang atau belum. Termasuk soal Munaslub itu, sudah sesuai tidak dengan peraturan yang ada,” pinta John.
Kalau Kadin mau baik, lanjut John, harus mentaati UU Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri serta Keppres No. 18 Tahun 2022 tentang AD/ART Kadin Indonesia. “Kalau amanat dalam aturan tersebut tidak dijalankan, bagi saya dua-duanya sama ilegal,” tandasnya.
Yang pasti, Kadin harus dipimpin oleh orang yang bersih, bukan yang cacat cela atau pernah berkasus hukum. Sebab, pengusaha dan investor akan takut berinvestasi di Indonesia.
“Kadin harus dipimpin oleh orang yang tidak bercacat cela dan bisa memelihara hatinya dari segala bentuk kejahatan, baru Kadin Indonesia bisa maju,” tukasnya.
Untuk mengakhiri konflik di Kadin Indonesia, kata John, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah proses hukum. Yang pasti, orang-orang di Kadin harus menjadi contoh baik, bukan sebaliknya. (RN)
Be the first to comment