Jakarta, innews.co.id – Penolakan program perluasan kebun sawit di Papua yang disampaikan Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI Perjuangan, Komarudin Watubun, mendapat kecaman dari politisi Partai Golkar.
“Kami menghargai sikap teman-teman PDI-P untuk tidak ikut dalam Pemerintahan Prabowo Subianto. Namun, bukan berarti bisa seenaknya saja memprovosi kepala daerah untuk menolak program pemerintah,” kata Politisi Partai Golkar Yance Mote, dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (22/12/2025).
Baginya, silahkan saja kalau mau jadi oposisi. Atau bahkan ingin mengkritik program pemerintah. “Kasih masukan yang baik dan sehat, bukan memprovokasi,” tegasnya.
“Pernyataan rekan dari PDIP itu menyesatkan, prematur, dan kekanak-kanakan. Harus dipahami bahwa kedaulatan pangan dan energi menjadi program stategis pemerintahan Psk Prabowo,” ujar Yance.
Dia meyakini, pembukaan lahan sawit tentu telah melalui kajian (feasilibity study) oleh lembaga yang berwenang. “Pemerintah tentu akan lebih berhati-hati memperluas lahan sawit. Terlebih sudah ada pengalaman dari apa yang terjadi sebelum-sebelumnya,” yakinnya.
Namun, dengan ada investasi tersebut, sambung Yance, setidaknya akan membuka lapangan kerja bagi 90.000 lebih pengangguran di Papua.
Upaya ini juga, jelasnya, untuk menyiasati efisiensi fiskal negara. “Tidak ada hal lain kecuali tiap daerah menggarap potensinya masing-masing, sehingga bisa mendukung PAD,” terangnya.
Dengan tegas Yance meminta politisi PDI-P untuk tidak suudzon terhadap niat baik pemerintah.
Seperti diketahui, Komarudin Watubun kepada sejumlah media menolak program pemerintah tersebut.
“Saya minta seluruh kepala daerah dari PDI Perjuangan di Papua untuk berdiri di belakang masyarakat adat dan menolak investasi sawit yang tidak membawa keuntungan nyata bagi rakyat,” cetusnya.
Baru-baru ini, Presiden Prabowo menegaskan komitmen pemerintah pusat untuk mempercepat kemandirian energi nasional dengan mengoptimalkan potensi komoditas pertanian di Papua.
Prabowo ingin mengembangkan kelapa sawit, tebu, hingga singkong di Papua yang dinilainya mampu menjadi fondasi swasembada energi dan pangan. (RN)












































