Jakarta, innews.co.id – Kelesuan ekonomi global ibarat pil pahit yang harus dirasakan saat Indonesia berusia 80 tahun.
“Perekonomian sekarang diwarnai ketidakpastian,” kata Ketua Umum KADIN DKI Jakarta, Diana Dewi, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, ketidakpastian ekonomi di tingkat global lebih diakibatkan perang senjata dan perang dagang antar-negara. Tak heran, terjadi pelambatan pertumbuhan ekonomi global.
“Bagi pengusaha, tentu kondisi demikian memberi pressure kuat terhadap pertumbuhan usahanya. Jangankan bicara ekspansi, untuk bisa bertahan saja, para pelaku usaha harus terus berjibaku me-review rencana bisnisnya,” ujarnya.
Belum lagi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menjadi bayang-bayang yang harus dicarikan solusinya. Periode Januari – Juni 2025, tercatat ada 42.385 pekerja yang mengalami PHK. Angka ini melonjak 32,19% dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 32.064 orang.
Semakin banyaknya perusahaan gulung tikar, ditaksir lebih dari 50-60 perusahaan, menjadi fenomena lain di negeri ini . Bahkan, di Bursa Efek Indonesia (BEI), per Juli 2025, terdapat 8 emiten yang dihapus pencatatan sahamnya (delisting) karena pailit.
Masalah lain bagi pengusaha adalah rendahnya daya beli masyarakat dan potensi turun kastanya middle trap income menjadi poor trap income. Terjadinya jurang yang semakin dalam antara si kaya dan si miskin menjadi fenomena kontras akhir-akhir ini.
Peran KADIN
KADIN sebagai wadah pengusaha yang dipayungi oleh UU 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri (KADIN), memiliki peran strategis dalam ikut serta membangun bangsa ini.
“Sebagai mitra strategis pemerintah, KADIN memiliki peran sentral untuk mendorong perekonomian menjadi lokomotif kemajuan bangsa,” ujar Founder Toko Daging Nusantara ini.
Dijelaska, KADIN Jakarta terus mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, melalui penyederhanaan regulasi, menerapkan bisnis berkeadilan, serta keseimbangan lingkungan.
Penyederhanaan regulasi penting dilakukan, sehingga membuka peluang masuknya investasi dan penguatan dunia usaha. Penerapan bisnis berkeadilan membuka ruang, terutama bagi UMKM untuk berkembang dan naik kelas, demikian juga lebih memperhatikan hak-hak pekerja. Dan, keseimbangan lingkungan akan menciptakan tata kelola bisnis yang mengarah pada green business.
Melalui workshop, seminar, serta kemitraan strategis dengan pemerintah, kami yakin dan percaya, pertumbuhan ekonomi 8%, seperti yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dapat terwujud.
KADIN DKI Jakarta juga secara intens melakukan dialog dengan para komunitas pebisnis mancanegara. Tujuannya, agar terbuka ruang-ruang berusaha baru bagi pengusaha Indonesia untuk tampil di panggung global. Jadi, di satu sisi kami menyiapkan para pengusaha lokal, di sisi lain kami coba ‘memarketingkan’ bisnis-bisnis lokal, termasuk produk-produk UMKM ke level internasional.
Apalagi, UU No. 2 Tahun 2024 tentang Daerah Khusus Jakarta mengisyaratkan bahwa Jakarta diproyeksikan menjadi Kota Global.
“Kami berharap di usianya ke-80, Indonesia semakin matang dalam menatakelola berbagai bisnisnya. Pun penegakan hukum tetap menjadi prioritas sehingga memberi kepastian dan rasa aman bagi para pelaku usaha,” imbuhnya. (RN)













































