Jakarta, innews.co.id – Sejumlah ruas jalan Trans Papua, khususnya di Papua Tengah, tepatnya di KM 141 dan 139 Ruas Jalan Nabire Mimika, rusak parah. Akibatnya, harga sembako dan kebutuhan masyarakat lainnya melangit.
“Benar, beberapa ruas jalan Trans Papua rusak parah. Sudah lebih dari tiga bulan tak kunjung diperbaiki, sehingga semakin parah. Aktifitas warga dan disribusi barang terganggu. Harga-harga meroket naik sampai 1.000 kali lipat,” kata politisi Partai Golkar Yance Mote, kepada innews, Kamis (4/9/2025).
Dirinya mengaku prihatin karena ada sekitar 10 perusahaan yang mengerjakan jalan tersebut, tapi tidak ada satupun yang mau memperbaiki. “Rumornya, perusahaan itu menunggu turun dana APBN dari pusat baru mau mengerjakan. Sementara masyarakat di sana sudah menjerit karena lonjakan harga-harga yang tidak tanggung-tanggung,” jelasnya.

Menurut Yance, untuk memperbaiki jalan yang rusak itu setidaknya hanya butuh anggaran Rp 1 milyar, sementara saat ini kerugian masyarakat sudah mencapai 50-60 milyar rupiah.
“Warga di sana sulit mendapat barang-barang, baik kebutuhan pokok dan lainnya. Kalau pun ada, harganya sudah gila-gilaan dan tidak masuk akal,” tukas tokoh muda Papua ini.
Dia mencontohkan harga bensin melonjak mencapai 50 ribu sampai 150 ribu per liternya. Begitu juga harga beras, bawang putih, cabai, dan lainnya mengalami kenaikan yang sudah diluar nalar. Warga sekitar mengeluh dengan kondisi yang dirasa kian mencekik tersebut.
Yance meminta agar Pemerintah Pusat dan daerah mendesak ke-10 perusahaan tersebut mau memperbaiki dulu jalan yang rusak sehingga harga jual barang-barang bisa turun.
“Kalau jalan tidak diperbaiki, harga tidak akan turun. Dan, bila dibiarkan terus, maka bukan tidak mungkin warga akan menjadi marah dan tentu berdampak tidak baik kepada kondisi daerah,” serunya mengingatkan.
Yance mengaku sudah coba mendiskusikan hal tersebut dengan pimpinan daerah setempat, namun belum ada solusi. “Kita berharap perbaikan jalan Trans Papua itu bisa segera dilakukan, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pokoknya dengan harga yang rasional,” pungkasnya. (RN)












































