Bogor, innews.co.id – Sisi kemanusiaan menjadi aspek yang sangat diperhatikan oleh para alumni Universitas Diponegoro dalam berkegiatan.
Tahun ini, Turnamen Golf yang diikuti 141 golfer, di Rancamaya Bogor, Minggu (9/11/2025), IKA Undip berbagi kasih dengan para penyandang difabel.

Mengusung tema “Act For Humanity Support Difablepreneur”, IKA Undip Jakarta berkolaborasi dengan Yayasan Cakrawala dan Difabiz Academy.
“Tahun ini bukan sekadar turnamen golf, tapi memiliki misi kemanusiaan untuk membantu saudara-saudara kita difabel,” kata Ketua Panitia Golf Tournament IKA Undip Jakarta 2025, Kresno Buntoro yang juga alumni Fakultas Hukum Undip Angkatan 1985, dalam keterangannya.
Sementara itu, Ketua IKA Undip Jakarta, Noor Rachmad mengatakan, misi kemanusiaan yang dijalankan IKA Undip Jakarta sejalan dengan program kerja, di mana kehadiran kita harus memberi manfaat bagi banyak orang.

“Acara ini luar biasa dan kita bisa berbagi dengan saudara kita kaum difabel. Kita bisa melihat ditengah kekurangan, mereka melakukan berbagai hal dengan maksimal,” tukasnya.
Seperti diketahui, pada kesempatan itu para difabel mendemonstrasikan kemampuannya dihadapan para alumni Undip dengan membuat minuman sebanyak 25 gelas yang langsung dijual kepada seluruh peserta golf. Tak hanya itu, secara khusus Ika Undip Jakarta mendonasikan Rp 50 juta yang akan digunakan untuk pelatihan pemberdayaan difablepreneur, seminar & pelatihan barista.

“Bantuan ini menjadi wujud nyata dari komitmen IKA Undip Jakarta dalam memberikan dampak sosial yang berkelanjutan bagi komunitas difabel agar lebih mandiri secara ekonomi dan kreatif dalam berwirausaha,” jelas Noor Rachmad.
Di sisi lain, Otty Hari Chandra Ubayani, Ketua Umum Ikatan Alumni Kenotariatan (Ikanot) Undip mengapresiasi gelaran acara ini.

“Sejak dulu IKA Undip selalu menyisipkan aspek kemanusiaan dalam setiap kegiatannya. Hal ini tentu sangat baik dan menjadi contoh bagi alumni-alumni dari kampus lainnya,” tutur Notaris/PPAT senior di Jakarta Selatan ini.
Menurutnya, meski labelnya kompetisi, namun gerakan kemanusiaan tetap selalu dikedepankan. “Turnamen golf ini merupakan ajang silahturahmi dan menjaga keguyuban di antara sesama alumni. Namun, itu selalu dibarengi dengan aspek kemanusiaan dan berbagi pada sesama,” tukas Otty.

Dirinya meyakini, banyak hal bisa dikerjakan oleh para difabel. “Mereka memiliki kemampuan dan talenta yang bisa terus dilatih dan dikembangkan akan menjadi orang-orang yang sukses,” imbuhnya.

Selain golf, acara juga diisi dengan bazar produk difablepreneur, sesi networking antar-alumni, dan lainnya. Panitia juga menyiapkan sejumlah hadiah menarik serta door prize bagi peserta yang beruntung. Sebagian hasil turnamen tersebut juga dialokasikan untuk mendukung kegiatan sosial dan pemberdayaan ekonomi difabel. (RN)










































