Jakarta, innews.co.id – Tema peringatan HUT RI ke-80 “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, merupakan gerakan moral, kebangsaan, dan peradaban yang menyatukan potensi lintas profesi untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul.
Perempuan Indonesia merupakan salah satu komponen utama untuk mendorong terciptanya Indonesia Emas 2045.
“Tema HUT RI sangat relevan dengan peran perempuan Indonesia. Bersatu mengajak perempuan dari seluruh pelosok Tanah Air untuk saling menguatkan tanpa sekat daerah maupun profesi. Berdaulat berarti perempuan harus berdaya secara ekonomi, pendidikan, dan politik, sehingga mampu mengambil keputusan yang mempengaruhi masa depan bangsa. Rakyat Sejahtera tidak akan terwujud tanpa peran perempuan yang menjadi pendidik utama generasi. Dan, Indonesia Maju membutuhkan SDM unggul, dan perempuan adalah kunci pembentuknya,” kata Ketua Umum. Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Nannie Hadi Tjahjanto, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat (15/8/2025).
Menurutnya, kemajuan signifikan perempuan Indonesia di berbagai lini semakin nampak. Agar terus maju, lanjut Nannie, perempuan Indonesia butuh pendidikan berkualitas dan akses seluas-luasnya pada teknologi digital. Juga pelatihan keterampilan (soft dan hard skills) yang adaptif terhadap perkembangan global.
Demikian juga adanya kesempatan kepemimpinan di berbagai sektor. Serta lingkungan yang aman dan setara serta dari diskriminasi dan kekerasan.

“KOWANI terus mendorong visi Presiden Prabowo Subianto yakni, Asta Cita serta penerapan sustainable development goals (SDGs 2030). Selain itu, bagaimana visi tersebut mengiringi derap langkah kaum wanita. Saat ini perempuan Indonesia akan memasuki abad ke-2 dalam meneguhkan peran strategisnya sebagai motor perubahan. Seabad Kowani di 2028 nanti merupakan sebuah perayaan sejarah panjang dan napak tilas terhadap eksistensi perempuan Indonesia,” tuturnya.
Tantangan
Hingga kini, perempuan Indonesia masih diperhadapkan pada berbagai tantangan di antaranya, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perundungan, dan perdagangan orang.
“Hal tersebut merupakan pelanggaran HAM yang harus diberantas. Dalam hal ini dibutuhkan penegakan hukum yang tegas, tanpa kompromi. Juga jaringan perlindungan dan pemulihan korban yang mudah diakses. Tak kalah penting, pendidikan kesetaraan gender sejak dini dan kampanye nasional yang melibatkan tokoh masyarakat, media, dan organisasi perempuan.

“KOWANI siap bersinergi menghadirkan program preventif dan rehabilitatif, termasuk ruang aman bagi perempuan dan anak,” imbuhnya.
Bangun sinergitas
Bagi Nannie, pemerintah harus melihat organisasi perempuan bukan sekadar mitra, tetapi penggerak akar rumput yang memahami kebutuhan riil masyarakat.
“Perlu dibangun sinergitas yang saling mendukung, baik dalam penyusunan kebijakan, pelibatan aktif dalam program pemberdayaan, memfasilitasi pelatihan dan pendampingan UMKM bagi perempuan, serta dukungan pada inisiatif budaya, pendidikan, dan teknologi,” urainya.

Ditambahkan, KOWANI menargetkan menghadirkan 1.000 profesi lintas generasi, dari pelestari budaya hingga ahli teknologi masa depan, serta membuka panggung kesetaraan untuk Anak Hebat Berkebutuhan Khusus (ABK).
KOWANI milik semua
Kepada perempuan Indonesia Ketum KOWANI menegaskan semua perempuan Indonesia.
“Kalianlah masa depan Indonesia 2045. Tetapkan target dalam pembangunan nasional dan kehidupan sosial yang lebih baik. Jangan sia-siakan waktu, sebab detik-detik yang hilang tak akan kembali, bahkan segunung emas pun tak mampu membelinya. Kejarlah ketertinggalan, isi kemerdekaan ke-80 ini dengan karya nyata,” seru Nannie.

Dia mengajak perempuan Indonesia untuk bergerak cepat mengejar kemajuan. “Jadilah SDM unggul yang adaptif, kreatif, inovatif, menguasai soft skills dan berjiwa pemimpin,” tutur Nannie mengingatkan.
Ditegaskan, masa depan Indonesia ada di tangan perempuan yang berdaya. Perempuan adalah agen perubahan yang tak tergantikan. Dengan memberdayakan perempuan, kita membangun masa depan yang lebih baik. Kualitas perempuan yang baik akan melahirkan generasi yang berkualitas itulah pondasi negara yang kuat dan sejahtera. (RN)













































