Jakarta, innews.co.id – Sales Wuling cabang Kebon Jeruk berinisial AP alias Agus Prayitno diduga menghilangkan kartu e-money milik calon costumer. Penantian Hari Suprianto, calon customer, seperti tak berujung hingga kini.
“Ada kesan sales Wuling itu menyepelekan kasus ini. Saya sudah cukup memberikan tenggang waktu kepada dia untuk mengembalikan kartu tersebut. Namun sampai terakhir, malah pesan singkat yang saya kirim tidak direspon lagi. Benar-benar memalukan perusahaan otomotif berskala internasional seperti Wuling kalau punya sales yang tidak amanah seperti itu,” kata Hari, dalam pernyataan persnya, di Jakarta, Rabu (20/8/2025).
Dia mengaku sangat kecewa dengan perilaku sales seperti itu. “Bukan soal berapa isi kartu e-money tersebut, tapi perilaku sales seperti itu benar-benar memalukan. Apalagi dia bekerja di korporasi besar seperti Wuling,” tuturnya keras.
Dikisahkan, dirinya beberapa waktu lalu berniat membeli mobil merk Wuling melalui AP. Meski cash flow saya di rekening cukup bagus, namun sejumlah leasing menolak dan diduga karena profesinya sebagai wartawan.
Setelah beberapa kali ditolak perusahaan leasing, Hari tak berminat lagi mengambil mobil Wuling. Namun, AP coba membujuk, sampai menjemput dirinya ke rumah. Akhirnya, Hari pun memutuskan meneruskan upaya membeli mobil Wuling.
Hari mengaku pernah jalan bersama AP. Namun, saat masuk tol, karena Agus tidak memiliki kartu e-toll, dipakailah kartu e-money milik Hari.
Ketika itu, Hari kembali diantar ke rumahnya dan kartu e-money tersebut tertinggal di mobil. “Melalui WA sudah saya sampaikan kartu e-money saya tertinggal dan minta dikembalikan,” tuturnya.
Tunggu punya tunggu, ternyata AP tidak juga mengontak Hari perihal kartu e-money tersebut.
“Saya sempat ke dealer Wuling di Kebon Jeruk yang juga kantor AP, sekalian meminta uang down payment (DP) yang telah disetorkan. Di sana AP berjanji akan mengembalikan e-money pada 15 Juli 2025. Namun sampai dengan tanggal yang sudah dijanjikan ternyata belum juga dikembalikan,” ucapnya.
Hari masih mencoba bersabar dan memberi kelonggaran waktu hingga awal Agustus. “Saya pun masih memberikan tenggat waktu sampai awal Agustus. Dia berkilah, uang pencairan dari Wuling terlambat turun. Bahkan sudah memasuki Agustus akhir, dia belum juga memberikan kabar. Saya coba menanyakan kembali melalui WA, tetapi tiba-tiba WA-nya berubah jadi WA Business,” tukasnya.
Hari beranggapan AP tidak beritikad baik untuk mengembalikan kartu e-money miliknya. Bahkan, patut diduga berusaha lari dari persoalan tersebut.
“Saya masih menyimpan chat dengan AP. Dari situ saja, sudah kelihatan dia banyak berkilah. Bukan tidak mungkin masalah ini saya bawa ke jalur hukum dengan tuduhan penggelapan,” ucap Hari geram.
Dia juga meminta pihak Wuling untuk menindak tegas AP dan meminta untuk segera mengembalikan kartu e-money tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan lebih lanjut dari AP dalam kasus tersebut. (SR)












































