Jakarta, innews.co.id – Saat ini, emansipasi kaum perempuan kian nyata. Posisi-posisi penting di berbagai bidang yang dulunya menjadi porsi kaum pria, kini sudah bisa dipegang kaum wanita. Namun, perlu diingat, kaum wanita harus juga bisa menjaga keseimbangan peran di ruang domestik dengan publik.
Penegasan ini disampaikan Isy Karimah Syakir, SH., M.Kn., MH., Notaris/PPAT senior di Jawa Timur, saat bicara mengenai Hari Kartini yang diperingati pada 21 April ini. “Gerak juang kaum wanita di ruang publik sudah semakin baik. Namun, tetap perlu dibenahi agar tercipta keseimbangan peran di ruang dometik dan publik,” ujarnya kepada innews, Selasa (20/4/2021).
Banyak terjadi di masa sekarang, kata Isy, perempuan yang justru mengesampingkan perannya di sektor domestik (keluarga/rumah). Terlalu asyik dengan perannya di sektor publik. “Sejatinya, harus seimbang dan tidak boleh dilupakan. Saya mengamini suatu hadist, bahwa ibu (wanita) adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya. Sejak anak dalam kandungan, ibu adalah sosok yang memiliki peran penting sebagai peletak fondasi pendidikan anak dalam keluarga. Tangan lembut serta kasih sayangnya tak hanya mampu merawat dan membesarkan, namun juga menghantarkan buah hati terkasih ke gerbang kesuksesan. Sementara kesuksesan suatu bangsa terletak pada kesuksesan generasi penerusnya,” urai Isy yang juga Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (Pengwil IPPAT) Jawa Timur ini.
Bicara peluang bagi kaum perempuan, Isy menilai, saat ini sudah sangat besar dan luas. Bahkan sudah tidak nampak adanya perbedaan antara wanita dan pria di Indonesia dalam berkarya. Dia mencontohkan, di sektor politik komposisi keterwakilan caleg wanita harus mencapai minimal 30%. Juga posisi-posisi pemimpin di pemerintahan juga tidak mengedepankan isu perbedaan gender.
Untuk dapat bersaing, sambung Isy, seorang perempuan harus mempunyai kelebihan dalam dirinya yaitu, sabar, ulet, telaten, tidak mudah putus asa, serta mau belajar/rajin mengupdate hal-hal baru sehingga mampu bertahan dan survive. “Di era digital ini bisa lebih bijak dan cerdas dalam memanfaatkan teknologi untuk mendukung kinerja multitaskingnya,” anjurnya.
Bicara di masa pandemi, Isy mengatakan, ketangguhan kaum wanita teruji. Justru semakin tampak peran dan kemampuan wanita untuk survive. “Ada saja cara bagi wanita di Indonesia untuk mampu bertahan di masa sulit seperti ini. Banyak ide-ide kreatif dan inovatif muncul dari kaum wanita. Misal, menjual aneka makanan dengan berbagai macam metode dalam memasarkannya,” imbuhnya kagum.
Di Hari Kartini, secara khusus Isy mengajak kaum wanita untuk tetap semangat. “Jangan merasa lelah untuk berkarya yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara,” tukasnya. (RN)
Be the first to comment