International Women’s Day 2021, Diana Dewi: “Budaya Patriarkhi Penghambat Kesetaraan Gender”

Hj. Diana Dewi, SE., Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Peringatan Hari Perempuan Internasional atau dikenal dengan International Women’s Day (IWD) tahun ini mengusung tema ‘Choose to Challenge’, dimana kaum perempuan diingatkan kembali untuk terus memperjuangkan ketidakadilan gender yang masih menyeruak dalam kehidupan nyata.

“Pandemi Covid-19, telah menjadi tantangan tersendiri bagi kaum perempuan di seluruh dunia. Melalui tema ‘Choose to Challenge’, kaum perempuan diingatkan kembali untuk tetap konsisten bersuara mendorong kesetaraan gender,” ujar Hj. Diana Dewi, SE., Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Provinsi DKI Jakarta kepada innews, Selasa (9/3/2021).

Selain itu, lanjutnya, tema tersebut juga sekaligus sebagai sebuah apresiasi khusus bagi perempuan di dunia yang terus berjuang ditengah ketidakpastian dunia ini.

Lebih jauh Komisaris Independen PT Angkasa Pura Supports ini mengatakan, dari indeks kesetaraan gender yang dirilis Badan Program Pembangunan PBB (UNDP), Indonesia berada pada peringkat 103 dari 162 negara, atau terendah ketiga se-ASEAN. “Kondisi ini memang sangat memprihatinkan, khususnya bagi saya sebagai perempuan Indonesia. Ini menunjukkan realita di lapangan bahwa saat ini perempuan masih tertinggal di belakang laki-laki, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga keterwakilan dalam politik,” jelas CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.

Meski begitu, lanjut Diana Dewi, kita tidak menutup mata bahwa ada beberapa perempuan Indonesia yang dapat tampil sebagai pemimpin, tidak kalah dengan kaum pria.

Bagi Diana Dewi yang dikenal sebagai pengusaha sukses di Ibu Kota ini, perempuan Indonesia pada dasarnya adalah pribadi yang tangguh, kuat, dan multi talenta. Ini bisa dilihat, dimana 60% UMKM Indonesia dikelola oleh perempuan. Bahkan 9,1% PDB Indonesia berasal dari kontribusi UMKM perempuan. Ini sangat luar biasa.

“Namun, kekuatan besar ini nampaknya belum dapat dimaksimalkan dan ditangani secara serius oleh pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam membantu UMKM untuk bisa bangkit pasca pandemi masih bersifat umum dan belum secara spesifik membantu para pelaku UMKM yang notabene 60% pengelolanya adalah perempuan,” ungkap wanita cantik kelahiran Jakarta, 27 Juli ini prihatin.

Selain itu, masih kuatnya budaya patriarki di masyarakat disinyalir menjadi salah satu penghambat bagi perkembangan perempuan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai aspek dan ruang lingkup, seperti ekonomi, pendidikan, politik, hingga hukum sekalipun.

Diana Dewi meyakini, karakteristik perempuan itu seimbang, responsif, kerjasama, intuitif, dan mempersatukan. “Berdasarkan apa yang saya alami dan temukan, perempuan Indonesia memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Untuk itu, perempuan Indonesia harus dapat lebih mengembangkan jejaring dan senantiasa selalu meningkatkan kompetensinya,” ujar owner Toko Daging Nusantara yang saat ini telah tersebar di sejumlah tempat itu.

Dirinya bersyukur, saat ini semakin banyak perempuan Indonesia dikenal oleh dunia international, bahkan sudah go internasional, terutama untuk bidang industri kreatif. “Sentuhan Perempuan Indonesia telah membuat beberapa Industri Kreatif Indonesia menjadi go international,” tukasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan