Jakarta, innews.co.id – Saat ini, kaum perempuan tidak lagi bicara soal emansipasi, melainkan perspektifnya sudah semakin luas lagi. Di mana kita tengah memasuki era 5.0, bahkan menuju 6.0. Ini menjadi tantangan yang harus juga dijawab oleh kaum perempuan. Masa kini ruang dan jarak tidak lagi menjadi kendala dalam beraktivitas, berinteraksi, maupun bersosialisasi. Jadi bukan lagi sebatas persamaan hak atas gender lagi.
Hal tersebut dikatakan Nova Sumolang pengusaha nasional asal Minahasa, Sulawesi Utara kepada innews, Senin (19/4/2021), menyikapi Hari Kartini yang diperingati setiap 21 April ini.
Wanita cantik yang akrab disapa Keke Nova ini mengatakan, “Saat ini sudah banyak kesempatan yang diberikan oleh Negara terhadap kaum perempuan. Seperti kewajiban 30% caleg wanita, kesempatan penerimaan pegawai PNS dan TNI, dan lainnya. “Yang dibutuhkan adalah bagaimana wanita Indonesia tampil dan mampu memenuhi kapasitas tersebut, sehingga mampu berbuat untuk bangsa,” tuturnya.
Keke Nova yang Maret lalu baru saja dikukuhkan sebagai Ketua Umum Keluarga Besar Langi se-Indonesia ini mengatakan, peluang perempuan Indonesia untuk maju dan berkembang sangatlah besar. Mulai dari Presiden, Pimpinan DPR, Menteri, Direktur BUMN, Kepala Daerah, Rektor, Aktivis, dan lainnya, sangat terbuka. “Hanya bagaimana Kartini-Kartini abad ini mampu mengisinya. Tidak ada kendala soal gender lagi di Indonesia,” imbuh Nova yang juga Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Sulut ini.
Meski begitu, kata Keke Nova, hal yang perlu ditata kembali oleh perempuan Indonesia adalah jangan terlalu terbawa arus perubahan dari luar. “Sifat dasar kearifan wanita Indonesia yakni mampu menjaga harkat wanita timur yang terkenal ramah, dapat membagi waktu sebagai ibu, maupun aktivitas lain, sebagai pekerja/pengusaha, maupun aktivis berbagai bidang itu tetap menjadi yang utama. Sehingga wanita Indonesia akan tetap tampil menjadi wanita Indonesia penjaga Ibu Pertiwi, bukan hanya sebagai hiasan.
Harus diakui, di masa pandemi Covid-19 ini, wanita bisa dikatakan sebagai pejuang utama. Tidak saja dalam mengatur kehidupan di rumah, tapi juga sekitar 60% perawat medis adalah wanita. Hal ini membuktikan wanita Indonesia terdepan sebagai pejuang Covid-19. “Kita tetap berkewajiban secara langsung untuk terus mengaungkan prokes (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, dan tetap di rumah). Walau mungkin sudah banyak yang lelah, namun adaptasi kebiasaaan baru (AKB) ini harus terus dijalankan. Kita tidak mengetahui kapan pastinya pandemi ini berakhir. Terus semangat untuk berkarya, namun tetap menjalankan prokes,” pesan Nova.
Kepada perempuan Indonesia, Nova menyarankan, tetap terus berkata dan berpikir cerdas dalam menghadapi situasi global yang cepat berubah. “Jangan tertinggal untuk terus mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, namun tetap menjaga budaya bangsa kita,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment