Kolaborasi Koperasi dan UMKM di Kendari Ekspor Biji Mete ke Vietnam

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan, saat menyaksikan penyerahan sertifikat karantina atau Phytosanitary Certificate (PC) di Kendari

Kendari, innews.co.id – Koperasi Konami Bina Sejahtera berkolaborasi dengan pelaku UMKM, kelompok tani, dan BUMDes, mampu mengekspor 48 ton biji mete asal Provinsi Sulawesi Tenggara ke Vietnam.

Biji mete (Anacardium occidentale) senilai Rp 939 juta ini dikirim melalui Pelabuhan New Port Kendari. “Ini adalah pelepasan ekspor produk biji mete yang diproduksi para pelaku UMKM di Buton Utara dan Koperasi Konami Bina Sejahtera yang menghimpun dan mengekspornya ke Vietnam,” kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Prof Rully Indrawan, saat menyaksikan penyerahan sertifikat karantina atau Phytosanitary Certificate (PC) di Kendari, Jumat (15/1/2021).

Menurut Rully, ini indikasi bahwa ekonomi kerakyatan bisa berjalan dengan baik. “Ini merupakan kolaborasi antara UMKM dan koperasi untuk bisa memasuki pasar dunia,” katanya.

Bagi Koperasi Konami Bina Sejahtera, ini merupakan program untuk memberikan dan membangun nilai tambah produk-produk unggulan yang ada di Buton Utara.

Dalam hal ini, sejak 2017, Koperasi Konami Bina Sejahtera sebagai pendamping dari kelompok-kelompok tani, BUMdes, dan pelaku usaha. Mulai dari kelembagaan, standarisasi produk, hingga pemasaran. Sehingga, mampu meningkatkan skala ekonomi dari produk yang dihasilkan para kelompok tani dan BUMDes.

Sementara itu, Kepala Karantina Pertanian Kendari N. Prayatno Ginting menjelaskan, ekspor kali ini terlaksana atas kerjasama Pemda Buton Utara dan pengusaha. “Kami selaku otoritas karantina memfasilitasi ekspor dengan memastikan biji mete telah memenuhi persyaratan teknis,” kata Prayatno.

Gubernur Sultra Ali Mazi yang hadir juga mendukung kolaborasi ini. “Selain biji mete, banyak hasil pertanian ekspor unggulan asal wilayahnya, antara lain kopra, kakao, beras, cengkeh, jagung, lada, kemiri dan sarang burung walet,” kata Ali lagi.

Data sistem perkarantinaan, IQFAST Barantan secara nasional menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2020 tercatat 288,3 ribu ton atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 2019 yang hanya 141,7 ribu ton saja.

“Biji mete asal Indonesia pun telah menjadi langganan di enam negara tujuan, yakni Vietnam, India, Srilanka, Kamboja, Jerman, Republik Czech,” ungkap Junaidi Kepala Pusat Kepatuhan, Kerjasama, dan Informasi Perkarantinaan.

Dijelaskannya, pada 2020, volume ekspor biji mete mencapai 103,7 ton dengan nilai perdagangan mencapai Rp 15,5 miliar. Angka ekspor biji mete Sultra sebesar 0,6% dari total perdagangan domestik biji mete Sultra.

“Penghasil mete di Sultra hampir seluruh kabupaten, khususnya jazirah Muna dan Buton, harapannya juga bisa diekspor. Dengan gerakan tiga kali ekspor pertanian yang digagas Menteri Pertanian kami siap untuk memfasilitasi petani biji mete untuk menangkap pasar ekspor yang lebih besar lagi,” pungkas Prayatno. (IN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan