Jakarta, innews.co.id – Perusahaan dirgantara asal Prancis, Airbus, telah menyelesaikan satu dari dua pesanan pesawat angkut militer A400M milik Indonesia.
Sebuah video di akun Instagram resmi @airbus_defence, diperlihatkan momen saat A400M Indonesia lepas landas dan melakukan sejumlah manuver untuk menguji respons kendali dan mengevaluasi sistem utama pesawat.

Sumber resmi di Airbus menyatakan, pihaknya tengah menyelesaikan pesawat A400M kedua untuk TNI AU di jalur perakitan akhir di Seville. Saat ini pesawat sedang menjalani berbagai uji coba sebelum masuk ke tahap pengecatan.
Nantinya, pesawat ini nantinya akan memperkuat jajaran armada TNI Angkatan Udara (TNI AU).
Diketahui, Indonesia resmi memesan dua unit pesawat Airbus A400M pada 2021 dan menjadi negara ke-10 yang bergabung dalam program internasional A400M.
Selama ini, A400M dikenal sebagai pesawat angkut strategis yang mampu membawa beban hingga 30 ton dengan jangkauan 2.400 mil laut. Jarak tersebut memungkinkan pesawat menjangkau seluruh wilayah Indonesia dari Jakarta.
Selain kemampuan angkut yang besar, A400M dirancang dapat beroperasi di landasan pendek atau tak beraspal, sehingga sangat cocok untuk misi bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana. Tak hanya itu, A400M juga memiliki kemampuan pengisian bahan bakar di udara dan dapat digunakan bersama berbagai jenis pesawat tempur, yang menjadikannya aset strategis untuk operasi militer udara.
Peran Dentons HPRP
Ternyata di fase awal pemesan pesawat A400M, peran Hanafiah Ponggawa & Partners Law Firm (Dentons HPRP) cukup signifikan.

“Saat itu, Dentons HPRP dipercaya untuk mendampingi klien dalam proses awal perencanaan dan kajian hukumnya,” kata Andre Rahadian, SH., LL.M., M.Sc., Partner Dentons HPRP, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Dijelaskan, pesawat A400M merupakan salah satu pesawat angkut berat paling canggih di dunia.
Awalnya, lanjut Andre, A400M direncanakan untuk mendukung distribusi logistik dan BBM satu harga ke wilayah timur Indonesia, termasuk Papua. Bahkan, sempat digagas untuk dioperasikan secara sipil oleh BUMN dan akan menjadi A400 sipil pertama di dunia.
Dalam rencana itu, pesawat dilengkapi bladder khusus untuk mengangkut bensin dan solar. Namun setelah melewati serangkaian uji teknis dan pertimbangan regulasi, proyek ini akhirnya dialihkan ke Kementerian Pertahanan RI dan kini resmi digunakan untuk keperluan militer TNI AU.
“Perjalanan panjang A400M ini mencerminkan kompleksitas pengadaan alat strategis negara serta pentingnya peran penasihat hukum dalam mengawal proses yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, baik nasional maupun internasional,” jelas Founder Masyarakat Hukum Udara (MHU) ini.
Baginya, pengadaan A400M ini adalah sebuah langkah besar yang tentunya jadi bagian penting dalam modernisasi alutsista dan penguatan sistem logistik udara nasional.
“Kami di Dentons HPRP bangga pernah menjadi bagian dari fase awal pengadaan pesawat A400M. Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan selamat atas penerbangan perdananya,” tukas Andre Rahadian. (RN)












































