Jakarta, innews.co.id – Rasa kemanusiaan yang kuat mendorong Perempuan Khonghucu Indonesia (Perkhin) langsung turun tangan mengumpulkan donasi untuk diberikan pada para korban bencana di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
“Kami merasa punya kewajiban untuk membantu saudara-saudara kita yang tengah mengalami kesulitan akibat bencana di Sumatera,” kata Ketua Umum Perkhin, Suryani, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Mengikuti arahan dari KemenPPPA, Perkhin mempersiapkan donasi untuk korban bencana banjir tersebut sesuai dengan kebutuhan perempuan & anak, antara lain: sabun mandi, sampo, sikat dan pasta gigi, minyak kayu putih, pembalut, popok bayi, pakaian dalam perempuan, handuk, selimut, tissue basah, dan hijab.
Donasi ini juga merupakan kolaborasi Perkhin, Matakin, PT Honda Kumala, umat Khonghucu dan para simpatisan.

Bantuan tersebut secara langsung diantarkan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk selanjutnya dikirimkan ke daerah-daerah yang tertimpa bencana dan akan disalurkan melalui Dinas PPPA di ketiga provinsi tersebut.
Turut menyerahkan bantuan tersebut Suryani (Ketum), Js. Ponnie Wijaya (Waketum), Rini Antika (Sekum), Iceh Sunardi (Wabendum), Herna Herawati (Kabid Sosial Kemasyarakatan), Amie (Wakabid Sosial Kemasyarakatan), Js.Siet Nie (Wakabid Kesejahteraan dan Kesehatan Keluarga).
Bantuan diterima oleh Titi Eko Rahayu (Sekretaris MenPPPA), Indra Gunawan (Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Kelembagaan), dan Dian Ekawati (Asdep Perlindungan Hak Perempuan Dalam Rumah Tangga, Kondisi Khusus dan Situasi Darurat).
Bentuk kepedulian
Lebih jauh Suryani mengatakan, “Sudah menjadi kewajiban untuk membantu saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Kita harus saling membantu sebagai bentuk kepedulian kepada sesama”.
Dirinya berharap, bantuan yang diberikan dapat bermanfaat bagi para penyintas bencana di Sumatera.

“Bagi para korban semoga diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan dalam menghadapi musibah ini,” ujarnya.
Selain itu, Ketum Perkhin berharap dukungan dan bantuan bisa terus mengalir dari berbagai penjuru, agar keadaan cepat normal kembali.
Bicara bencana banjir, bagi Suryani, merupakan masalah yang sangat kompleks karena bisa diakibatkan interaksi alam, cuaca ekstrem, kerusakan lingkungan akibat ulah manusia, yang berdampak besar adanya korban jiwa, rusaknya infrastruktur, dan kerugian ekonomi lainnya.
Menurutnya, diperlukannya kesadaran kolektif manusia akan pentingnya menjaga lingkungan. Dalam ajaran Kongzi dikatakan, “Bahaya yang datang oleh ujian Tuhan dapat dihindari, tetapi bahaya yang dibuat sendiri tidak dapat dihindari” (Mengzi II: 4; 6). (RN)








































