Jakarta, innews.co.id – Berkepanjangannya konflik di Kabupaten Intan Jaya Provinsi Papua Tengah, melahirkan keprihatinan. Ketidakmampuan Gubernur Meki Fritz Nawipa menyelesaikan konflik tersebut, disesalkan banyak pihak.
“Pemimpin daerah di Provinsi Papua Tengah harus menjadi Bapa bagi 8 kabupaten di wilayahnya,” kata aktifis Yance Mote, dalam pernyataan persnya, hari ini.
Baginya, jangan jadi pemimpin kalau bisanya hanya menghadiri event-event dan seolah tidak mau tahu dengan penderitaan rakyatnya.

“Pemimpin daerah itu dipilih oleh rakyat. Karenanya, selama menjabat, seluruh perhatiannya harus dicurahkan untuk rakyat,” ujarnya mengingatkan.
Politisi muda Partai Golkar ini menekankan bahwa pemimpin itu harus punya hati dan berempati terhadap kesusahan dan penderitaan yang dialami rakyatnya.
Bayangkan, ujarnya, dalam satu hari ada 15 nyawa hilang sia-sia karena konflik. “Mana suara Pemprov Papua Tengah?” tanyanya.
Seperti diketahui, Kampung Soanggama berada di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, Papua, yang sebelumnya merupakan markas besar Kodap VIII/Soanggama dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).
“Seorang pemimpin daerah harus mau turun untuk membantu masyarakat. Jangan duduk-duduk manis, ikut peresmian ini-itu, sementara rakyatnya sedang susah. Buka suara melihat kondisi di lapangan yang menyayat hati,” seru pengusaha asli Papua ini.
Dirinya mendesak Gubernur Meki Nawipa untuk segera menyelesaikan persoalan di Intan Jaya. “Kalau tidak segera diselesaikan, akan lebih banyak lagi jatuh korban jiwa dari warga,” imbuhnya.
Dikatakannya, tidak lantas persoalan di Papua Tengah langsung diserahkan kepada pusat. “Justru, sebagai orang Papua, harusnya Pak Gubernur dan jajarannya memiliki solusi jitu untuk mengakhiri konflik di Intan Jaya,” pungkasnya. (RN)












































