Jakarta, innews.co.id – Masyarakat Toraja bak mendapat sebuah mujizat dari Tuhan dengan diresmikannya Bandara Buntu Kunik di Tana Toraja oleh Presiden Joko Widodo, Kamis, 18 Maret 2021 lalu.
“Pembangunan bandara ini sudah 13 tahun terkatung-katung. Pada akhirnya, di masa pemerintahan Pak Jokowi, ini terwujud juga. Sebelumnya, banyak orang ‘berekreasi’ dalam pengerjaan bandara ini, baik rekreasi anggaran, politik, dan lainnya. Dulu, sempat ada wacana pembangunan bandara ini dihentikan saja,” kisah Dr. John N. Palinggi dalam keterangannya, Kamis (25/3).
Saat Presiden Jokowi berkunjung ke Tana Toraja, kata John, beliau bertanya, apa yang diharapkan oleh masyarakat disana dan dijawab bandar udara. “Langsung Pak Presiden instruksikan Menteri PUPR menyelesaikan bandara ini. Sesuai target 10 bulan selesai,” kata John yang juga dikenal sebagai Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat ini.
Dengan selesainya bandara ini melahirkan kebahagiaan bagi rakyat Toraja. “Hampir seabad Tana Toraja merasa terisolasi. Akses jalan hanya bagus sampai Pare-Pare, selebihnya jelek. Butuh lebih dari 9 jam jalan darat dari Makassar ke Toraja. Padahal, infrastruktur wisata yang paling komplit sesudah Bali adalah Tana Toraja,” ungkap John yang juga Ketua Umum DPP Ardin ini.
Bahkan, dulu Tana Toraja masuk pada destinasi wisata unggulan dan proyek strategis nasional di Indonesia. Namun, mendadak dihilangkan. “Saya tidak tahu apa yang membuat Toraja didiskriminasi. Di era Presiden Jokowi, Toraja merasa sederajat dengan daerah-daerah lainnya,” tutur John yang juga dikenal sebagai pengusaha sukses di Ibu Kota ini.
Padahal, Toraja memiliki budaya dan keadaban yang luar biasa, terkenal hingga mancanegara. Dengan diresmikannya Bandara Toraja, John berkeyakinan memiliki dampak bagi perekonomian dan mobilitas penduduk akan semakin cepat lagi. “Turis domestik dan mancanegara akan banyak datang ke Toraja,” tukas John.
John menambahkan, sebagai rasa terima kasih saya sebagai putra bangsa asal Toraja, bila memungkinkan saya mau mencium kaki Pak Jokowi. “Ini mujizat Tuhan yang luar biasa bagi rakyat Toraja. Kalau bukan Tuhan yang ada di hati Pak Presiden, bandara ini tidak akan jadi,” tandas John.
Tantangannya, sambung John, pemerintah di 2 kabupaten, Tana Toraja dan Toraja Utara bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan membuat konsep bagaimana supaya objek-objek pariwisata dibuat lebih indah lagi. “Demikian juga sarana dan prasarana pendukung kian dipersiapkan. Begitu juga kesiapan sumber daya manusia disana dalam menerima kunjungan wisatawan. Saya bersyukur, keunggulan masyarakat Toraja adalah penuh keramahan,” ujarnya.
Dia menambahkan, bandara akan memberi nilai tambah bagi kehidupan masyarakat asalkan warga disana yang terdiri dari berbagai agama bersatu padu. “Dimana ada kesatuan, kesana berkat akan dilimpahkan,” yakin John.
Berbeda dari bandara lain yang cenderung sepi, John meyakini Bandara Toraja justru akan ramai. Kalau perlu penerbangan ditambah. Karena sebelum ada bandara saja, banyak orang mau melihat pemandangan ‘Negeri Diatas Awan’.
Saat ini, Tana Toraja telah terbuka dan siap menerima kunjungan wisatawan dari berbagai tempat. Kesiapan pemerintah setempat dan masyarakat tentu sangat diharapkan. “Saat ini Toraja telah keluar dari keterisolasian melalui kebijakan Presiden Jokowi. Mungkin memang ini waktunya Tuhan yanh terindah bagi rakyat Toraja,” pungkas John. (RN)
Be the first to comment