Jakarta, innews.co.id – Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Hati Nurani Rakyat (DPP Partai Hanura) Dr (HC) Oesman Sapta yang akrab disapa OSO, mengirim sinyal peringatan kepada Partai Amanat Nasional (PAN), terkait akan masuknya Wiranto ke partai besutan Zulkifli Hasan Menteri Perdagangan tersebut.
Secara lugas ketika menjadi narasumber acara podcast ‘Akbar Faizal Uncensored’, OSO mengatakan, “Wiranto, Wiranto yang merusak itu sendiri, karena dia menggagalkan kita dan mengundang semua aparat KPU, Bawaslu, Kemenkumham segala macam untuk menolak ini, partai ini, untuk ikut serta dan menggagalkan”.
Tentu saja mudah bagi Wiranto yang kala itu menjabat sebagai Menkopolhukam. Meski begitu, OSO mengaku masih menghormati Wiranto sebagai pendiri (Hanura). Tapi, dirinya merasa, itu sudah kelewatan. Walau pada akhirnya Menkumham tetap mengeluarkan izin ke kubu OSO.
Dikatakannya, Menkumham mengeluarkan izin kepada kubunya karena memang dipilih secara sah. Walaupun dirinya merasa tidak perlu marah kepada Wiranto, namun kalau ada kesempatan bertemu dengan Wiranto sekalipun, dia tidak akan mau melihat wajahnya.
“Palingan saya kalau dia lewat saya tidak lihat mukanya. Ngapain saya harus marah! Orang ini barang dia yang dirikan, dia yang merusak sendiri, dia yang melakukan ini dan akhirnya semua orang tahu keadaan ini,” tandas OSO, beberapa hari lalu.
Tak hanya itu, OSO juga membongkar persoalan sengketa tanah dari Kantor Hanura di Bambu Apus. Dia menuturkan, bangunan itu dibangun dengan gotong royong dan merupakan sumbangan-sumbangan dari para pengurus dan kader Partai Hanura, walaupun, tanahnya disebut atas nama Wiranto.
Karena itu, OSO merasa kalaupun ada kekecewaan kepada Hanura jangan disampaikan kepadanya. Sebab, kalaupun OSO ingin meneruskan kepemimpinan di Partai Hanura karena sejak awal sebenarnya diminta bantuan untuk membesarkan partai itu oleh Wiranto sendiri.
Menurut OSO, Wiranto meminta kepadanya memimpin Hanura karena waktu itu tidak boleh merangkap ketika ingin menjadi Menkopolhukam. Tapi, itu berubah ketika tiba-tiba Ketua Umum Partai Golkar bisa menjadi menteri tanpa melepas jabatan.
“Dia menarik kembali ini. Minta kembali dengan dalih saya membikin pakta integritas. Sudahlah! Kalau ini tidak boleh umum tahu. Kalau ini dibongkar kasihan nanti. Saya bisa bongkar juga semuanya, tapi saya tidak mau begitu,” tukas OSO.
Pengusaha yang juga mantan Ketua DPD RI ini melanjutkan, mereka-mereka yang meninggalkan Hanura sudah mendarat di tempat-tempat lain. Artinya, mereka memang sudah siap meninggalkan Hanura karena berpikir mereka tidak mungkin menetap dengan kasus-kasus itu.
Meski begitu, sambungnya, dia akan tetap menghormati Wiranto yang tidak cuma mantan ketua umum, tapi sekaligus pendiri Partai Hanura. OSO berharap Wiranto tidak lagi membuat hal-hal yang dilakukannya pada masa lalu.
“Saya akan tetap konsisten menghormati pendiri itu, yang namanya Wiranto. Tapi, dia jangan lagi bikin seperti yang lalu-lalu,” pintanya.
Seperti diberitakan akhir-akhir ini, nama Wiranto disebut-sebut akan diumumkan merapat ke Partai Amanat Nasional (PAN) akhir Februari 2023 ini. (RN)
Be the first to comment