Ini 3 Saran Diana Dewi ke Pengusaha Atasi Rendahnya Daya Beli Masyarakat

Ketum KADIN DKI Jakarta, Diana Dewi, tengah memberikan sambutan pada Pembukaan Rapimprov IV KADIN DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Penurunan daya beli masyarakat memiliki dampak yang luas bagi dunia usaha. Karenanya, hal tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata.

Hal tersebut dikatakan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) DKI Jakarta Diana Dewi. “Ketika indeks daya beli masyarakat menurun, maka pengusaha pun akan terdampak,” ujar Diana Dewi, di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Menurutnya, penurunan daya beli masyarakat diakibatnya banyak faktor, mulai dari kenaikan harga barang-barang, utamanya kebutuhan pokok, kelangkaan barang, serta tidak tersedia atau menghilangnya stok barang di pasaran.

“Terkoreksinya daya beli masyarakat bila dibiarkan bisa mempengaruhi perekonomian secara nasional. Ini harus diantisipasi, termasuk mencarikan solusi agar masalah tersebut bisa teratasi,” sebut owner Toko Daging Nusantara ini.

Seperti yang terjadi saat ini, sangat terasa ada pelemahan daya beli masyarakat. Ini diperparah dengan situasi negara yang tengah menghadapi Pemilu, di mana hal tersebut bisa berakibat terjadinya fluktuasi perdagangan di hampir semua sektor.

Diana menegaskan, saat ini banyak pengusaha memilih colling down dalam menjalankan usahanya, terutama terkait ekspansi. “Sebagai pengusaha tentu akan coba memetakan apa penyebab dari menurunnya daya beli masyarakat. Salah satunya ternyata kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, di mana hal tersebut dipengaruhi kelangkaan stok, lambatnya barang masuk, serta kondisi perekonomian negara yang tidak stabil di tahun politik ini,” urai CEO PT Suri Nusantara Jaya ini lagi.

Guna mensiasati hal tersebut, Diana memberikan beberapa kiat kepada para pengusaha antara lain, melakukan optimalisasi penjualan melalui promosi-promosi, baik secara langsung atau memanfaatkan media-media sosial, tanpa perlu menambah biaya dalam jumlah besar.

Juga dengan menekan biaya (cost reduction), mulai dari biaya produksi, operasional, sampai pada promosi. Dan, melakukan terobosan (breakthrough). Dalam hal ini para pengusaha diminta bisa out of the box, dan mencari peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan guna mendapatkan cuan.

Diana mengingatkan pemerintah harus aware dengan kondisi saat ini. Sebab, bila penurunan daya beli masyarakat terjadi sampai Ramadhan, dikhawatirkan pengusaha akan memilih melakukan restrukturisasi korporasinya. Ini tentu dampaknya juga kurang baik.

“Dibutuhkan intervensi rill dari pemerintah untuk mengerek daya beli warga. Salah satunya dengan melakukan operasi pasar atau intervensi harga-harga barang kebutuhan pokok. Ini harus dilakukan sedini mungkin agar harga-harga tidak keburu melambung tinggi. Namun, ditengah kondisi perpolitikan saat ini, rasanya sulit mengharapkan intervensi lebih jauh dari pemerintah,” imbuh Komisaris Independen PT Angkasa Pura Supports ini.

Dirinya mengkritik kebijakan pemerintah yang justru menekan pengusaha dan masyarakat dengan cara menaikkan tarif pajak di item tertentu.

“Yang terjadi sekarang justru pemerintah mencoba meraup cuan besar dengan menggulirkan regulasi kenaikan tarif pajak. Ini sangat membebani para pengusaha dan masyarakat umum. Kami mengharapkan pemerintah bisa mendorong kebijakan-kebijakan yang lebih friendly dan memberi kepastian berusaha kepada para pengusaha,” tukasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan