IWAPI Dukung Pelestarian Tenun Gebeng Ogan Ilir Hingga Mendunia

Ketua Dekranasda yang juga istri Bupati Ogan Ilir, Sumatera Selatan Tikha Panca dengan busana modifikasi tenun Gebeng yang apik (kanan) bersama putrinya berusia dua tahun dan Arimbi Soeharto Alamsjah Waketum DPP IWAPI yang juga ibunda dari Ketua TP-PKK Dekranasda Ogan Ilir

Jakarta, innews.co.id – Kerja keras jajaran Pemerintah bersama TP PKK Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan dalam melestarikan tenun tradisional Gebeng, mendapat apresiasi dari Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI).

“Tenun Gebeng adalah warisan dari para leluhur di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Sebagai kain tradisional, maka sudah sepantasnya dilestarikan. Saya mendukung penuh upaya Pemkab dan TP-PKK Ogan Ilir dalam melestarikan kain tersebut,” kata Arimbi Soeharto Alamsjah, Wakil Ketua Umum DPP IWAPI, dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (20/5/2024).

Baginya, kain Gebeng memiliki kekhasan serta keunikan tersendiri. Dikatakannya, kain ini berbahan dasar mulai dari benang biasa, benang super, sutera, hingga benang emas. Adapun motif yang umum dari tenun ini adalah es lilin dan limar.

Ketua TP-PKK Ogan Ilir Mikhailia Tikha Alamsjah Panca Wijaya Akbar (kiri) bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo, pada HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Solo, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua TP-PKK Ogan Ilir Mikhailia Tikha Alamsjah Panca Wijaya Akbar, B.A (Hons), istri Bupati Ogan Ilir Panca Wijaya Akbar. “Sebagai kain tradisional, selama ini Gebeng dibuat secara manual dengan gedokan dan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sementara untuk pewarnaan menggunakan bahan alami dari kayu tinggi dan secang,” jelas Tikha.

Lebih jauh Arimbi mengatakan, sama seperti kain-kain tradisional lain di Indonesia, tenun Gebeng harus terus disosialisasikan, bahkan sampai ke mancanegara. “Bisa menggunakan media-media sosial untuk mendorong pemasaran kain Gebeng hingga ke internasional. Selain itu, dari sisi pembuatan juga harus lebih cepat dengan dukungan modernisasi peralatan. Bisa juga dibuat kombinasi motif dan sebagainya yang bisa membuat kain ini lebih mempesona lagi,” usulnya.

Dirinya yakin, dengan kerja keras Pemkab, Dekranasda, dan TP-PKK Ogan Ilir, maka kain Gebeng akan semakin dikenal di Indonesia maupun luar negeri. “Kain ini bagus sekali dan sangat layak dipromosikan ke mancanegara,” tukas Arimbi.

Tampil memikat

Ketua TP-PKK Ogan Ilir begitu gencar mempromosikan kain Gebeng ini. Bahkan, pada berbagai kesempatan, dirinya selalu mengenakan kain tersebut, termasuk saat mengikuti HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Solo, Jawa Tengah. Dekranasda Ogan Ilir juga membuka stand sepanjang acara berlangsung, 14-18 Mei 2024. Para pengunjung tampak begitu antusias saat melihat kain Gebeng ini.

Ketua TP-PKK Ogan Ilir
Tikha Alamsjah Panca Wijaya saat jadi narasumber pada gelar wicara pada HUT ke-44 Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) di Solo, Jawa Tengah

Tikha tampak anggun berbalut kain Gebeng saat menyambut Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Hj. Wury Ma’ruf Amin (istri Wapres) ketika mengunjungi stand-nya.

Tak hanya itu, Tikha juga didaulat menjadi salah satu narasumber pada gelar wicara bertema “Peran Wirausahawan Muda Kerajinan Nusantara Dalam Melestarikan Kekayaan Lokal”.

Tikha mengisahkan bagaimana Ogan Ilir mendapat kesempatan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) dari Kemendikbudristek pada 2022 lalu untuk melestarikan kain tenun Gebeng.

“Kami memanfaatkan PKW tersebut dengan merekrut tenaga-tenaga muda, rentang usia 17-25 tahun yang kemudian dididik untuk menenun kain Gebeng,” ujarnya.

Alhasil, lewat pendidikan tersebut, saat ini pengrajin kain Gebeng telah memiliki generasi penerus untuk dapat menenun kain tersebut. “Hanya saja kini kita pikirkan bagaimana untuk modernisasi peralatan serta memperluas jangkauan pemasaran. Sebab, bila ada demand, tentu produksi akan lancar,” imbuh Tikha.

Guna melestarikan kain Gebeng, Pemkab Ogan Ilir telah mewajibkan para aparatur sipil negara (ASN) di wilayahnya untuk mengenakan kain Gebeng setiap hari Kamis.

Tikha menambahkan, upaya melestarikan karya para leluhur ini, juga dibarengi dengan peningkatkan perekonomian masyarakat di Ogan Ilir. “Kami berharap, perekonomian masyarakat, termasuk para pengrajin tenun Gebeng akan semakin baik lagi dengan kian menasionalnya kain tersebut. Kedepan, kain Gebeng ini bisa ikut memperkuat pendapatan daerah. Saat ini kita masih perlu bekerja keras,” tukasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan