Jakarta, innews.co.id – Memperhatikan siklus masyarakat Indonesia menjadi keniscayaan dalam membangun bangsa. Termasuk dalam hal menempatkan the right man on the right place, dalam kabinet Indonesia Maju Jilid II yang kabarnya bakal direshuffle dalam waktu dekat.
Penegasan ini disampaikan pengamat sosial politik Robertho Manurung kepada innews, Rabu (21/4/2021). Menurutnya, ada beberapa hal yang harus dipahami antara lain, masyarakat Indonesia mayoritas hidup menjadi petani, soko guru perekonomian nasional berada di pedesaan. Lainnya, pertanian yang tangguh akan mendukung industri untuk maju. Dan, industri maju akan menyerap tenaga kerja, khususnya para pemuda.
“Beberapa dampak negatif akan muncul bila hal-hal diatas tidak dipahami, yakni, derasnya masuk usaha asing yang berakibat terpuruknya kemandirian bangsa menjadi terpuruk. Selain itu, produk ekspor lemah dan impor kian merajalela. “Kaum tani bakal tersingkirkan dan buruh asing akan meningkat masuk,” tegas Robertho yang juga mantan Tokoh Pemuda Tani Nasional dan Pencetus berdirinya Lembaga Pemuda Tani HKTI (Himpunan Kerukunan Tani Indonesia).
Ini akan berdampak lemahnya landasan ekonomi. Kalau pun menjadi kuat harus didukung hutang negara yang besar jumlahnya melalui pembangunan infrastruktur tanpa penguatan ekonomi jangka pendek dan menengah.
Robertho menambahkan, kondisi ini diperburuk dengan maraknya politik adu domba, termasuk di organisasi kemasyarakatan, partai politik, dan lainnya. Pun kehidupan generasi muda kian tergerus dengan maraknya peredaran narkoba di mana-mana.
Untuk itu, Robertho berharap dalam reshuffle kabinet nanti, Presiden Joko Widodo bisa benar-benar memilih orang-orang yang tepat dan profesional yang bidangnya. Selain itu, memiliki kapasitas dan kapabilitas yang sudah teruji. Terlebih di beberapa kementerian seperti Keuangan, Pertanian, Perindustrian, Perdagangan, dan Investasi.
“Presiden harus benar-benar mempertimbangkan the right man on the right place. Jangan lagi disibukkan dengan ‘bagi-bagi roti’ dengan parpol karena tantangan yang dihadapi bangsa kedepan semakin berat,” kata Robertho lagi.
Dia mencontohkan, sosok yang pantas duduk sebagai Menteri Pertanian adalah orang yang sudah teruji mampu mengelola produk-produk pertanian dengan baik. Misalnya, DR. Rachmat Gobel Wakil Ketua DPR RI, yang selama ini telah berhasil menciptakan swasembada jagung di daerah Gorontalo.
“Untuk kembali swasembada padi, rasanya Indonesia sulit. Karenanya, swasembada jagung menjadi pilihan tepat guna mendorong kemandirian pangan bangsa,” tukasnya. (RN)
Be the first to comment