Jakarta, innews.co.id – Banyak rumor beredar ketika Presiden Joko Widodo memutuskan memilih Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia. Ada yang mengatakan karena mantan ajudan Presiden Jokowi. Lainnya mengatakan, lantaran Sigit pernah bertugas di Solo, dan sebagainya.
Menanggapi hal tersebut, dengan lugas Dr. John N. Palinggi, MM., MBA., pengamat militer dan intelijen serta mantan pengajar di Lemhanas menepis hal tersebut. “Tidak ada keterkaitan pencalonan Kapolri dengan hal tersebut,” ujarnya kepada innews, di Jakarta, Senin (18/1/2021).
Menurutnya, terpilihnya Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo tentu sudah melalui pertimbangan yang komprehensif, integral, serta melihat rekam jejak.
Meski begitu, John Palinggi membocorkan sesuatu yang menurut pengamatannya menjadi kecocokan antara Presiden Jokowi dengan Komjen Sigit.
Dulu, orang melihat sebelah mata terhadap sosok Joko Widodo. Namun, John Palinggi melihat sikapnya yang rendah hati dan sederhana yang menjadi kekuatan terbesarnya. Kedua hal positif itu juga ada pada seorang Komjen Sigit.
“Dia orang yang rendah hati dan sederhana,” ucap John. Mungkin ini persamaan dan kecocokan antara Presiden Jokowi dengan Komjen Sigit. “Saya meyakini kalau orang rendah hati, pasti akan ditinggikan Tuhan dalam segala aspek pengabdiannya. Orang yang rendah hati cenderung tidak akan mau merusak negaranya dengan melakukan pencurian dan lainnya,” imbuh John.
Terkait pemilihan Calon Kapolri, John menerangkan, mekanisme pemilihan di internal kepolisian sudah demikian rapih. Standar prosedur serta tata caranya sudah demikian lengkap, tanpa ada embel-embel suku, agama, dan angkatan, melainkan mempertimbangkan profesionalitas dan rekam jejak seseorang. Dengan kata lain, siapapun yang terpilih sebagai Kapolri, maka tidak akan ada penolakan di internal kepolisian.
Saat ini, Kompolnas yang diketuai oleh Menko Polhukam sudah menyerahkan lima nama kepada Presiden Joko Widodo. Dan, Presiden sudah memilih satu calon yang diajukan ke DPR RI, yakni Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo.
“Bukan berarti empat calon lainnya tidak baik. Tapi pertimbangan Bapak Presiden, mungkin keempat calon lainnya lebih dibutuhkan di tempat lain,” kata John Palinggi.
Di tengah kondisi bangsa yang didera pandemi Covid-19, kata John, tugas Kepolisian RI semakin berat, dimana keterpurukan bisa berdampak tingginya angka kriminalitas. Sebagai penjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, kepolisian dituntut bekerja profesional tanpa mengabaikan hak asasi manusia.
John dengan lugas mengungkapkan dua persoalan besar bangsa yang harus menjadi perhatian Kapolri kedepan, yakni korupsi dan narkoba. “Negara sudah susah, sampai Bapak Presiden harus meminjam sana-sini, begitu diturunkan kebawah, malah dikorupsi. Juga dana disalurkan ke kalangan perbankan, malah dimanfaatkan oknum-oknum tertentu yang dengan sengaja meminjam uang, tapi tidak dibayar,” ungkap John.
Dia menegaskan, semakin banyaknya ‘pencuri berdasi’ dari kelompok intelektual menjadi salah satu tantangan terbesar yang bisa menggembosi keuangan negara. “Korupsi sudah sampai pada tingkat yang membahayakan. Justru dilakukan oleh orang-orang, bahkan tokoh yang sejatinya memberikan teladan,” tandas pengamat politik, ekonomi, dan sosial kemasyarakat nasional ini.
Disoroti pula, ada kementerian atau lembaga yang getol minta tambahan anggaran ke Kementerian Keuangan, padahal, instansi pemerintah itu tidak menghasilkan apa-apa. Bahkan memakai uang pinjaman dari dalam dan luar negeri. Bagi John, ini harus benar-benar diawasi karena sama saja dengan ‘mencuri’ uang negara.
Tantangan lain ada narkoba yang sudah demikian masif peredarannya di negara ini. Di permukaan nampaknya biasa-biasa saja, padahal sudah banyak generasi muda yang hancur dan kehilangan masa depannya,” kata John lagi.
“Lainnya, masuknya paham-paham dari luar yang berupaya merubah dasar negara secara konseptual dengan menunggangi anak-anak negeri. Kita bersyukur, Polri sudah sangat terlatih mengatasi hal ini,” tukasnya. (RN)
Be the first to comment