Dr. John N. Palinggi: Pembumian Pancasila Harus Dilakukan Lebih Mendalam

Dr. John N. Palinggi minta rakyat Indonesia lebih memaknai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Jakarta, innews.co.id – Bangsa Indonesia harus bersyukur memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan filosofi hidup berbangsa dan bermasyarakat. Sebagai pemersatu bangsa dan pengejawantahan dari keimanan kepada Sang Pencipta dan sayang terhadap sesama. Sayangnya, upaya-upaya mendegradasi Pancasila masih saja terjadi. Karena itu, pembumian Pancasila harus lebih mendalam lagi dilakukan.

“Pancasila tidak bisa hanya dijadikan sebagai slogan saja, tetapi harus diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa dimulai dari para pejabat, mulai dari lembaga eksekutif, yudikatif hingga legislatif. Mereka harus menjadi teladan dalam mengimplementasikan melalui perilaku masing-masing dengan mempraktikkan 5 sila dalam Pancasila,” kata Dr. John N. Palinggi, MM., MBA., Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA), di Jakarta, Kamis (31/5/2023).

Yang terjadi sering sebaliknya, para pejabat cenderung menonjolkan gaya hidup hedonisme dan foya-foya dengan memakai uang rakyat. Sementara rakyatnya sendiri banyak hidup berkekurangan. “Kita tidak usah bicara keadilan sosial kalau wakil rakyat sendiri mengambil uang negara alias korupsi. Untuk apa kita bicara persatuan sementara masih ada oknum-oknum yang kerap melontarkan isu-isu SARA,” imbuh John Palinggi yang juga Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (AMI) ini.

Menurutnya, menjadi wakil rakyat dan pejabat negara itu disumpah untuk tidak saja setia pada Pancasila, tapi juga benar-benar memperhatikan rakyat. Yang terjadi malah pejabat maunya dilayani oleh rakyatnya. Bahkan, memanfaatkan rakyat untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. “Apa itu bisa dikatakan seorang Pancasilais? Atau hanya kedok saja Pancasila, sementara pikiran dan perilaku justru menciderai hati rakyat,” seru Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor Indonesia (ARDIN) ini.

Karena itu, memperingati Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni ini, John mengajak semua pihak untuk merenung dan merefleksikan. “Tanya pada diri masing-masing, apakah selama ini sudah benar-benar menjalankan nilai-nilai dari Pancasila atau belum?” cetusnya.

Bagi John, Pancasila yang memiliki nilai-nilai sakral didalamnya masih aktual dan dibutuhkan hingga saat ini. “Pancasila itu rumah bersama seluruh rakyat Indonesia. Karenanya wajib dipelihara. Marilah kita hidup rukun, saling mendukung, menghargai, dan mengasihi. Saya berharap pada Hari Lahir Pancasila ini, bangsa ini bisa selalu rukun dan damai. Sebagai falsafah negara, Pancasila pada tataran implementasi harus efektif pemahamannya dan setiap warga negara saling menyayangi satu sama lain,” ajak John yang dikenal low profile dan telah memperoleh sejumlah gelar dari berbagai kerajaan di Nusantara ini.

Dia mengharapkan, para wakil rakyat dan pejabat negara dapat memberi teladan. Bila tidak ada keteladanan, sama saja telah mengoyakkan Pancasila. “Hindari kebiasaan saling mencaci, menghina, dan merendahkan. Pun kita tetap harus menaruh rasa hormat kepada pemimpin,” tukasnya.

Dirinya juga berharap pembumian Pancasila kepada masyarakat harus terus dilakukan, melalui program-program yang lebih mendalam lagi.

“Dulu, saya ini Penatar tingkat nasional Manggala BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Saya mensosialisasikan 36 butir Pancasila yang tidak boleh dilanggar,” kisah John.

Dirinya menyayangkan, BP7 dibubarkan. “Saat itu saya terkejut, kok bisa (BP7) dibubarkan? Padahal jelas Pancasila itu yang mempersatukan bangsa ini. Bagaimana kita berdemokrasi kalau tidak ada ideologi dan platform berbangsa dan bernegara. Ironisnya di era itu, banyak orang yang ngomong Pancasila, tapi kelakuannya tidak terpuji. Mulai dari oknum pejabat negara hingga oknum anggota legislatif. Mereka sama kelakuannya, tidak mencerminkan Pancasila,” urai pria yang hari lahirnya bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila tersebut.

John menyambut baik dibentuknya BPIP (Badan Pengkajian Ideologi Pancasila) yang diketuai oleh Megawati Soekarnoputri. “Namun sayangnya, pembentukan badan ini tidak melibatkan orang-orang yang mempunyai pengalaman panjang dan pengetahuan mendalam tentang Pancasila itu sendiri,” terangnya.

Pria yang juga dikenal sebagai pebisnis nasional ini mengingatkan bahwa Pancasila adalah hasil dari kesepakatan nasional yang di dalamnya ada Bhinneka Tunggal Ika. “Para founding fathers bangsa ini telah sepakat walaupun kita berbeda, tetapi tetap bersatu. Pancasila sebagai ideologi negara dijadikan penuntun, pegangan hidup berbangsa dan bernegara. Pancasila lahir sesuai kesepakatan yang bulat, maka ditetapkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila yang diperingati hingga kini,” pungkasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan