Tokoh Khonghucu, Chandra Setiawan Terima Penghargaan Sebagai Insan Pancasila 2024

Dr. Drs. Chandra Setiawan, salah satu penerima penghargaan sebagai Insan Pancasila Tahun 2024 dari BPIP, yang diadakan di Balai Sarbini, Jakarta, hari ini

Jakarta, innews.co.id – Salah satu putra terbaik umat Khonghucu Indonesia, Dr. Drs. Chandra Setiawan, MM., dianugerahi penghargaan sebagai Insan Pancasila Tahun 2024, yang diinisiasi oleh Badan Pengembangan Ideologi Pancasila (BPIP). Dirinya adalah salah satu dari 15 orang yang dipilih oleh 9 Dewan Juri.

Pemberian penghargaan dilaksanakan di Balai Sarbini, Jakarta, Selasa (9/7/2024), yang dihadiri oleh Wakil Ketua Dewan Pengarah BPIP, Try Sutrisno, para petinggi BPIP, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Abdullah Azwar Anas, Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, dan pejabat negara serta lembaga lainnya.

“Saya bangga dan bersyukur bisa mendapat penghargaan ini. Pancasila adalah way of life bagi kehidupan berbangsa dan bernegara,” kata Chandra Setiawan yang juga Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) periode tahun 1998-2002, kepada awak media usai acara.

Menurutnya, dengan berpegang pada nilai-nilai Pancasila, maka akan tercipta kehidupan yang harmonis di antara sesama anak bangsa. “Sebenarnya pegangan kita hanya Pancasila karena disitu termuat nilai-nilai luhur kebangsaan dan kebersamaan sebagai suatu bangsa,” lanjutnya.

Chandra yang juga Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) periode 2012-2023 dan anggota Komnas HAM periode 2002-2007, sejak dulu dikenal aktif dalam organisasi lintas iman dan dialog antar-umat beragama di Indonesia. Dirinya bersama dengan para aktivis pluralisme Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu, mendirikan Masyarakat Dialog Antar Agama (Madia), Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma), dan Indonesian Conference on Religious and Peace (ICRP).

“Bagi saya, NKRI itu sudah final dan Pancasila adalah dasar negara sekaligus pedoman hidup yang harus sama-sama dijaga dan dirawat. Dengan berpegang pada Pancasila, maka Indonesia tidak hanya menjadi negara maju, tapi juga masyarakatnya hidup rukun ditengah berbagai perbedaan yang ada,” tukasnya. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan