Jakarta, innews.co.id – Penurunan daya beli masyarakat sudah mulai dirasakan sejumlah pelaku usaha, terkhusus usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), utamanya dalam dua bulan terakhir. Padahal, pasca pandemi Covid-19, saat-saat ini harusnya menjadi titik balik kebangkitan perekonomian.
“Iya benar, ada sejumlah pelaku UMKM yang curhat dan mengaku terjadi penurunan pendapatan yang cukup besar dalam dua bulan terakhir,” kata Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, ketika dikonfirmasi innews, Rabu (23/8/2023).
Para pelaku usaha semakin khawatir mengingat saat ini sudah masuk tahun politik, di mana tentu warga masyarakat akan banyak terkonsentrasi di sana. “Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, setiap pelaksanaan Pemilu langsung memiliki dampak bagi pelaku UMKM. Ini harus diantisipasi sejak awal,” ujar Diana.
Diakuinya, ada sejumlah pengusaha bahkan mau banting setir, mencoba peruntungan usaha yang sejalan dengan kebutuhan Pemilu. “Itu tidak salah, silahkan saja. Hanya saja, saya perlu ingatkan bahwa tidak semudah itu. Sebab faktanya, tidak semua usaha yang ‘berbau’ Pemilu bisa menguntungkan. Banyak juga yang justru kejeblos. Modal sudah keluar besar, sementara boro-boro untung, balik modal saja tidak,” seru Diana yang juga Founder dan CEO PT Suri Nusantara Jaya Group ini.
Dia mencontohkan, dulu ada pengusaha yang memutuskan menutup bisnisnya dan beralih ke usaha percetakan karena yakin bakal dapat banyak orderan karena di tahun politik. Alhasil, sudah keluar modal besar, malah banyak diutangin oleh caleg-caleg. “Pengusaha itu bukannya untung, malah buntung,” imbuh Diana.
Bendahara Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) DKI Jakarta ini meminta para pelaku usaha untuk benar-benar melakukan kalkulasi sebelum terjun ke usaha yang segaris dengan kebutuhan Pemilu. “Jangan justru kita mengorbankan bisnis yang sekarang dijalani hanya demi ambisi meraih keuntungan besar yang belum jelas,” tuturnya mengingatkan.
Sebab bukan tidak mungkin menurunkan daya beli masyarakat sekarang ini diakibatkan banyak pihak lebih menahan diri untuk tidak foya-foya karena mendekati Pemilu 2024 kondisi bangsa masih unpredictable (sulit diprediksi). “Masyarakat, termasuk pelaku usaha masih wait and see. Melihat kondisi sekarang ini, banyak pihak memperkirakan Pemilu 2024 nanti akan menghangat,” tukasnya.
Diana mendorong para pelaku UMKM untuk lebih berinovasi dalam menjalani bisnisnya, seperti menggunakan platform digital, media-media sosial, dan lainnya, daripada harus menggerus modal usaha untuk membuka lini usaha baru. “KADIN DKI Jakarta terus mendorong para pelaku usaha untuk dapat mandiri dengan menggunakan digitalisasi. Termasuk, kami kerap melakukan pelatihan-pelatihan digital,” terang owner Toko Daging Nusantara ini.
Di sisi lain, Diana juga mengingatkan agar para pelaku usaha bisa tetap konsentrasi dalam menjalankan bisnisnya. Bukan malah sebaliknya, ikut kontestasi politik, seperti menjadi calon legislatif (caleg).
“Menjadi caleg itu kan butuh modal yang tidak sedikit. Saya khawatir kalau seorang pengusaha yang belum sepenuhnya mapan, tapi sudah coba peruntungan caleg, bisa-bisa mengorbankan usaha yang mungkin tengah dirintisnya. Adalah bijaksana bila dirinya berkonsentrasi dulu membangun usahanya. Sebab, menjadi anggota legislatif kan bukan segalanya. Dengan kata lain, pengabdian kepada masyarakat bisa dilakukan dari banyak sisi,” anjur Diana.
Selain itu, Diana juga berharap pemerintah bisa benar-benar memberi jaminan keamanan kepada para pelaku usaha, termasuk meminimalisir segala bentuk hoaks yang banyak beredar di media-media sosial. “Pemerintah harus dapat memberi keamanan bagi para pebisnis, baik yang skala besar sampai kecil. Kalau tidak demikian, maka perekonomian negara bisa stagnan. Juga pemerintah diharapkan bisa mengeluarkan regulasi-regulasi yang mendukung sektor usaha,” pungkas Diana. (RN)
Be the first to comment