Ketum KADIN DKI Ajak Rakyat Indonesia Terus Gemakan ‘Pakai Batik Keren’!

Hj. Diana Dewi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Jakarta, innews.co.id – Sejak ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi yang berasal dari Indonesia, oleh badan dunia UNESCO, 2 Oktober 2009, batik terus menggeliat. Pemerintah pun menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional.

Bila dilihat dari sejarahnya, batik di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Majapahit dan populer pada akhir abad ke-18. Pada masa itu, batik yang dihasilkan adalah batik tulis, hingga memasuki abad ke-20. Sementara batik cap mulai dikenal setelah terjadinya Perang Dunia I.

Kata ‘batik’ sendiri berasal dari kosa kata bahasa Jawa, yaitu “amba” dan “titik”. Amba berarti kain dan titik adalah model yang digunakan dalam membuat motif pada kain.

“Batik merupakan warisan sejarah yang sudah berabad silam. Sejatinya, lewat batik kita bisa melihat sebuah cerita kehidupan manusia dari awal hingga akhir. Saat ini, batik telah hadir dalam berbagai modifikasi tanpa meninggalkan estetika yang tercermin di dalamnya,” ungkap Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/10/2023).

Diana mengakui, saat ini semakin banyak rakyat Indonesia yang mengenakan batik. “Kita harus bangga dengan kekayaan budaya ini. Hal tersebut harus terus digelorakan. Dengan tagline, ‘Pakai Batik Keren’, kita jadikan memakai batik sebagai kebiasaan di keseharian,” seru Diana Dewi yang juga Komisaris Independen PT Angkasa Pura Supports ini.

Lebih jauh owner Toko Daging Nusantara ini menjelaskan, saat ini menggunakan batik tidak sekadar menghargai sejarah bangsa ini, tapi juga menjadi sarana mendukung perekonomian, melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). “Di banyak daerah, batik masih merupakan industri rumahan (home industry). Dengan kita membeli batik, maka kita juga ikut membantu para pengrajin batik untuk lebih berkembang lagi, disamping kita juga turut serta berkontribusi pada perekonomian bangsa,” tukasnya.

Dirinya juga mengajak para generasi muda untuk mau mempelajari cara membatik. “Ada baiknya pemerintah memfasilitasi anak-anak muda untuk belajar membatik. Kalau perlu dibawa ke sentra-sentra batik dan diperkenalkan cara-cara membuat batik. Mungkin dari situ ada gagasan untuk bagaimana lebih menghidupkan batik Indonesia, entah dari sisi kombinasi desain maupun cara pembuatannya. Tentu itu akan memperkaya khasanah batik di Tanah Air,” terang Bendahara Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) DKI Jakarta ini.

KADIN DKI Jakarta, lanjutnya, terus mengajak para pengusaha untuk membumikan batik di lingkungan kerjanya masing-masing. “Kami mengajak seluruh pengusaha untuk mentradisikan pemakaian batik kepada para karyawannya,” pungkas Diana. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan