Waspadai Tensi Politik Pengaruhi Harga Pasar, Ini Kata Ketum KADIN DKI

Diana Dewi Ketua Umum KADIN DKI Jakarta tengah menyampaikan program kegiatan di Bulan Suci Ramadhan kepada jajaran Pemkot Jaktim

Jakarta, innews.co.id – Meningkatnya tensi politik jelang Pemilu 2024, sangat mempengaruhi iklim perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah diharapkan bisa bijak dalam menyikapi persoalan tersebut.

“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 sedikit mengalami perlambatan, mungkin mendekati atau bahkan di bawah 5 persen. Meski ada sedikit kenaikan pada konsumsi rumah tangga, namun sektor lainnya relatif sama dengan kuartal II-2023. Di sisi lain, tingkat inflasi berada pada kisaran 3 persen,” kata Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangan persnya, Senin (16/10/2023).

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 berada pada level 5,17 persen secara tahunan (yoy). Sedangkan, secara kuartal ke kuartal (qtq) mengalami kenaikan sebesar 3,86 persen bila dibandingkan dengan kuartal I-2023.

Berkaca pada kondisi perekonomian di kuartal III-2023, menurut Diana, cukup melahirkan optimisme bahwa akan terjadi perbaikan di kuartal IV-2023. “Kemungkinan pada kuartal IV-2023, pertumbuhan ekonomi bisa diatas 5 persen, dengan catatan ada kondusifitas terhadap situasi bangsa dan negara,” jelas CEO PT Suri Nusantara Jaya ini.

Meski begitu, sambung owner Toko Daging Nusantara ini, pemerintah harus waspada di mana pada kuartal IV, dunia politik akan semakin marak. Mulai dari pendaftaran Capres-Cawapres, calon-calon legislatif, dan memasuki masa kampanye. “Butuh effort lebih keras lagi dalam hal mendorong pertumbuhan ekonomi dan tingkat konsumsi masyarakat, dengan menjaga stabilitas harga-harga, melalui operasi pasar,” sarannya.

Saat ini, ujarnya, para pengusaha memilih wait and see, bahkan mungkin hingga usai Pemilu 2024 nanti agar mendapat kepastian siapa yang akan menjadi pemimpin negara ini.

Diana juga meminta pemerintah bisa menjaga stabilitas politik, sehingga gunjang-ganjingnya tidak terlalu berpengaruh pada pertumbuhan perekonomian, baik mikro maupun makro.

“Jangan sampai riuh redam perpolitikan membuat pelambatan ekonomi dan kenaikan harga-harga di pasar. Sebab, itu akan memberatkan masyarakat,” pungkasnya mengingatkan. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan