Jakarta, innews.co.id – Perubahan zaman seiring perkembangan teknologi harus direspon dengan cepat, termasuk oleh lembaga pendidikan. Salah satunya dengan penataan birokrasi sehingga lebih efisien.
“Program-program yang akan diterapkan oleh Prof Heri Hermansyah Rektor UI yang baru harus berdampak terhadap kemajuan perkuliahan. Salah satu yang harus mendapat perhatian adalah penataan birokrasi,” kata Dr. Meggy Tri Buana Tunggal Sari, SH., M.Kn., Ketua Umum Ikatan Alumni Kenotariatan Universitas Indonesia (Ikanot UI), ketika ditanya soal hal urgen dalam 100 hari pasca dilantik sebagai Rektor UI periode 2024-2029, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (25/9/2024).
Notaris/PPAT Kabupaten Bekasi ini menuturkan, sebagai salah satu profesor termuda yang berpikiran terbuka, praktis, efisien, dan memiliki program yang konsepnya mengikuti kemajuan tekhnologi, tentu Prof Heri sudah memiliki gambaran program apa saja yang akan diterapkan.
“Dengan teknologi, seluruh sistem operating procedure dan administrasi prosedur menjadi lebih praktis dan efisien. Karenanya, saya berharap, program Rektor UI terpilih bisa adaptif dalam merespon kemajuan teknologi dan perubahan zaman,” ujarnya.
Selain itu, dirinya berharap Rektor terpilih bisa merangkul para alumni dari semua fakultas untuk ikut serta membantu dan memberi sumbangsih bagi kemajuan almamaternya.
“Peran alumni sangat penting bagi kemajuan sebuah perguruan tinggi, termasuk menaikkan peringkat di level Asia dan dunia. Tak terkecuali di UI. Untuk itu, Prof Heri harus bisa merangkul para alumni dari berbagai disiplin ilmu dan mengkolaborasikannya agar memberi manfaat lebih bagi almamater,” ujar Meggy.
Tak hanya itu, para alumni juga harus mendukung kepemimpinan Prof Heri. “Para alumni harus kompak untuk memperkuat dan membesarkan UI. Mungkin dengan teknologi bisa membuat sistem tracer alumni, mengingat alumni UI tersebar di seluruh dunia,” jelasnya.
Sosok mumpuni
Meggy menjabarkan, Prof Heri adalah sosok pemimpin dengan segudang pengalaman. Pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 18 Januari 1976 ini adalah Guru Besar termuda di Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), tahun 2013, saat usianya baru 37 tahun.
Selama menjadi mahasiswa jurusan Teknik Gas dan Petrokimia Fakultas Teknik UI (1994-1998), Prof Heri mendapat sejumlah penghargaan yakni, Mahasiswa Berprestasi UI Bidang Penalaran dan Mahasiswa Terbaik TGP FTUI selama 3 tahun berturut-turut. Selain itu, ProfHeri juga berhasil meraih penghargaan Third Winner di Society of Petroleum Engineers (SPE) Student Paper Contest (1997).
Dirinya melanjutkan studi di Tohoku University di Jepang, didukung beasiswa dari Panasonic dan Hitachi dan menyelesaikan program S-2 (2003) dan S-3 (2006).
Prof Heri pernah menjabat sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat di Kemenristek/BRIN, Direktur Riset & Pengabdian Masyarakat di Universitas Indonesia, serta Dekan Fakultas Teknik UI sejak tahun 2022 hingga sekarang. Selain itu, dia juga pernah menjadi Wakil Presiden Asian Federation of Biotechnology.
Tercatat, Prof Heri memiliki keahlian dalam Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi yang relevan dengan perkembangan teknologi dan keberlanjutan. Dalam risetnya, Prof Heri telah menggali berbagai topik, termasuk produksi asam suksinat berkelanjutan dari bahan baku murah hingga proses produksi furfural dari biomassa. (RN)
Be the first to comment