Jakarta, innews.co.id – Upaya Presiden Joko Widodo membangun infrastruktur di kawasan Danau Toba dan membawanya menjadi destinasi wisata kelas dunia akan sia-sia bila tidak didukung oleh warga Batak, baik di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, maupun di perantauan.
Usaha mempersolek danau vulkanik terbesar di dunia itu tak cukup kuat mendongkrak popularitasnya bila tidak dibarengi dengan sosialisasi yang massif, terlebih yang dilakukan marga-marga (klen) orang Batak yang jumlahnya bisa mencapai ribuan tersebut.
Karena itu, marga-marga orang Batak harus bersatu dan mendukung sosialisasi dan pelestarian Danau Toba yang menjadi kebanggaan bersama. Salah satu upaya yang bisa dilakukan dengan membangun komitmen bersama yang diinisiasi oleh Komite Masyarakat Danau Toba (KMDT), dengan mengadakan pertemuan akbar dengan para Ketua-Ketua Marga sebagai rangkaian dari acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-4, sekaligus perayaan hari ulangtahun KMDT ke-4 yang rencananya akan diadakan di Hotel Sultan, Jakarta, dan akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo serta dihadiri oleh sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju II dan para pejabat negara tersebut, 29 September 2023 nanti.
“KMDT mengundang para Ketua-Ketua Marga untuk hadir pada Perayaan HUT KMDT ke-4, sekaligus acara ‘Semalam di Danau Toba’. Pada acara nanti, kita akan saling sumbang pikiran dan urung rembuk untuk bagaimana bisa mendukung sosialisasi Danau Toba agar lebih dikenal di mancanegara,” kata Martua Situngkir, salah satu pendiri KMDT, kepada innews, usai mengikuti Rapat Persiapan Panitia Rakernas ke-4 KMDT di Kantor Badan Penghubung Sumatera Utara, di Jl. Jambu, Menteng, Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Martua yang juga dikenal sebagai salah satu Tokoh Batak ini mengatakan bahwa pembangunan yang telah dilakukan Pemerintah Pusat di kawasan Danau Toba merupakan gift (hadiah) bagi masyarakat Batak. “Tapi hadiah itu bukan untuk disimpan di etalase saja, melainkan harus disuarakan hingga ke mancanegara. ‘Hadiah’ itu akan semakin bermakna bila marga-marga orang Batak bisa bersatu dan mendukung upaya sosialisasinya. Harus diingat, kita kuat kalau bersatu. Sebaliknya, akan menjadi rapuh bila sendiri-sendiri,” tukas Ketua Silahisabungan Jabodetabek ini.
Dirinya mengajak semua pihak, terkhusus tua-tua dan para tokoh adat untuk memberi hatinya bagi Danau Toba. “Saya mengajak para pengurus marga-marga untuk hadir pada Rakernas KMDT nanti. Disitu kita akan bicarakan, upaya apa saja yang bisa kita lakukan guna lebih menduniakan Danau Toba ini,” ajaknya serius.
Dikatakannya, selama ini KMDT telah banyak berbuat, terkhusus bagi masyarakat yang ada di 7 kabupaten/kita di sekitar Danau Toba. Seperti di masa Covid-19, secara aktif KMDT membagikan bantuan sembako, masker, APD, dan lainnya yang langsung menyasar ke masyarakat. Begitu juga, KMDT menggalakkan pendidikan dengan memberikan kemudahan kepada para lulusan SMA untuk kuliah di perguruan tinggi dengan biaya ringan. Juga melakukan pelepasan benih ikan, menanam pohon di sejumlah area untuk penghijauan, dan sebagainya. Selain itu, KMDT juga sudah hadir hingga di Tanah Papua.
“Kami berharap pengurus-pengurus marga bisa pro aktif mendukung dan berkontribusi dalam kegiatan melestarikan dan mensosialisasikan Danau Toba. Kita harus bersatu dan menghilangkan ego marga atau komunitas. Semua demi kemajuan Danau Toba dan bona pasogit (kampung halaman) yang kita cintai,” seru Martua Situngkir yang juga Ketua Dewan Mangaraja Adat Batak, sebuah lembaga yang berfokus pada pengembangan dan pelestarian adat budaya Batak ini. (RN)
Be the first to comment