Jakarta, innews.co.id – Pemilihan Presiden-Wakil Presiden tinggal beberapa bulan lagi. Artinya, Indonesia akan memiliki pemimpin baru karena Joko Widodo akan mengakhiri kepemimpinannya yang dijabat selama dua periode.
Sejauh ini ada empat nama yang menguat di masyarakat sebagai Capres-Cawapres yakni, Anies Baswedan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo – Mahfud MD, dan Prabowo Subianto yang belum menentukan ‘pendampingnya’. Sejumlah nama mencuat dan dipandang layak mendampingi Ketum Partai Gerindra tersebut.
“Pemilihan Presiden-Wakil Presiden pada Pemilu Presiden-Wakil Presiden 2024 menjadi momentum penting yang akan menentukan arah langkah bangsa ini. Proses pemilihan yang hanya berlangsung beberapa jam itu akan sangat mempengaruhi perjalanan negara ini kedepannya,” kata Diana Dewi, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi DKI Jakarta, dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Memilih Presiden-Wapres adalah kewajiban setiap warga negara. Meski menjadi golput termasuk pilihan, namun itu sangat tidak disarankan, mengingat suara yang kita berikan akan menentukan masa depan bangsa.
“Ada konsekuensi logis bila kita salah memimpin pemimpin bangsa. Disamping perekonomian akan stagnan, kesejahteraan rakyat bak panggang jauh dari api,” ujar Diana mengingatkan.
Bagi pengusaha, sosok Presiden-Wapres begitu sentral, karena melalui merekalah sebagai Eksekutif, kebijakan-kebijakan terkait perekonomian akan lahir. Karenanya, dalam konteks pengusaha atau dunia bisnis, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebagai calon Presiden-Wapres yakni:
Pertama, harus memiliki integritas, akhlak, dan track records yang baik selama ini. Salah satunya tidak pernah tersangkut kasus korupsi dan konflik kepentingan. Hidup sederhana, tidak glamor dan senang hura-hura.
Kedua, memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik, terutama kepada pelaku usaha, dan investor. Dalam hal ini Presiden-Wapres haruslah mampu menyampaikan pesan, mengundang investor, dan memaparkan apa yang menjadi keunggulan negara kepada para pengusaha, baik lokal maupun internasional. Pemimpin negara dituntut memiliki kemampuan lobi-lobi untuk mendorong perkembangan usaha di Indonesia. Diharapkan Presiden-Wapres kedepan bisa lebih mengutamakan kesempatan berusaha bagi pengusaha-pengusaha lokal dibandingkan investor dari luar negeri.
Ketiga, memahami tren perkembangan ekonomi global termasuk isu soal transisi energi, ekonomi hijau, dan transformasi digital. Ini penting, sehingga Presiden-Wapres akan dapat melihat peluang dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia kedepan. Juga mampu mendeteksi perkembangan digital dan teknologi-teknologi apa saja yang bisa dikembangkan dan dengan pihak mana saja bisa bekerjasama.
Keempat, berjiwa enterpreneur. Dengan begitu, maka Presiden-Wapres akan lebih memahami perjuangan para pengusaha dalam ikut serta mendorong perekonomian bangsa. Juga bagaimana mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar bisa berkembang lebih besar lagi.
Kelima, mendorong kebijakan-kebijakan yang berorientasi pada pertumbuhan ekonomi. Misal, memperpendek proses perizinan, mendorong transportasi yang massif sehingga bisa menekan harga jual suatu produk, dan sebagainya.
Keenam, mampu menerapkan kesinambungan dan kontinuitas, baik dalam pembangunan maupun kebijakan perekonomian. Hal tersebut tentu juga akan menjamin keberlangsungan berusaha.
“Dengan kriteria-kriteria tersebut, diharapkan Indonesia akan semakin maju, berdaulat, dan masyarakatnya semakin sejahtera,” tukas Diana Dewi yang juga CEO PT Suri Nusantara Jaya dan owner Toko Daging Nusantara ini.
Lebih jauh Bendahara Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi DKI Jakarta ini meminta rakyat Indonesia benar-benar cermat dalam memilih pemimpin bangsa pada Pilpres 2024 nanti. “Kesampingkan primordialisme, politik identitas, atau apapun istilahnya. Kedepankan penilaian objektif agar bangsa ini mampu menjadi negara maju yang disegani di level internasional,” pungkasnya. (RN)
Be the first to comment