Tintin Surtini, Manusia Pembelajar dan Mengakar Dalam Amal

Dr. Tintin Surtini, SH., MH., M.Kn., advokat yang tak pernah berhenti belajar

Jakarta, innews.co.id – Pilihannya menjadi advokat di usia jelang 70 tahun menjadi cermin bahwa belajar tak kenal umur dan mengabdi tak berhenti selama hayat masih dikandung badan.

Sosok Dr. Tintin Surtini, SH., MH., M.Kn., layak menjadi role model generasi muda. Hasratnya untuk terus belajar dan berkarya tak terhalangi oleh meningginya usia. Bahkan, kenyamanan hidup yang telah ia peroleh tak lantas membuatnya berleha-leha, tapi ia terus berjibaku membantu lebih banyak orang dengan segala kemampuan yang dimilikinya.

“Sejak kecil saya sudah terbiasa bekerja keras,” ujar Tintin kepada innews, di Jakarta, Jum’at (27/10/2023).

Dr. Tintin Surtini bersama dua cucu kembarnya Nabila Safiqa Hadi dan Rafi Ataya Hadi

Di Garut, Tintin belia sudah berjualan sayur di pasar, mengurus sawah orang, serta membantu kedua orangtuanya. “Allah SWT memberikan tiap manusia waktu 24 jam sehari. Saya hanya ingin mengisinya dengan berbagai kegiatan yang berguna, baik bagi saya pribadi maupun orang lain,” ungkap pensiunan Notaris/PPAT ini.

Selepas SMA, dirinya memutuskan mengadu nasib ke Jakarta. “Yang saya tuju pertama adalah Masjid Al Alzhar. Karena di kampung saya sudah dengar ceramah Buya Hamka melalui radio. Saya jadi tukang bersih-bersih masjid selama beberapa lama,” kisahnya.

Tak hanya itu, pergi dari kampung, dirinya hanya membawa uang Rp 500. “Jadi saya sudah terbiasa puasa. Kalaupun beli nasi, tanpa lauk, hanya kuahnya yang dibanyakin,” kenangnya sembari tersenyum.

Mulai bekerja

Dia pun bisa melanjutkan pendidikan tinggi dan mengambil jurusan akuntansi. Selepas kuliah, dirinya bekerja sebagai auditor. “Hanya 3 tahun saja karena saya merasa kurang nyaman. Saat mengaudit perusahaan-perusahaan besar sering dikasih amplop berisi uang dalam jumlah lumayan. Saya gak ngerti kenapa begitu. Sampai akhirnya saya kembalikan semua uang dari amplop-amplop tersebut, lalu memilih resign,” tuturnya.

Berbagai pekerjaan ia lakoni setelah itu. “Kalau saya merasa tidak nyaman dan agak miring-miring bekerja, lebih baik keluar. Sampai akhirnya saya memutuskan kuliah hukum dan menjadi Notaris/PPAT,” jelasnya.

Liku-liku dunia notaris/PPAT pun pernah ia alami. Salah satunya, meski sudah menyelesaikan semua persyaratan dan memiliki SK Kememkumham, namun status dirinya masih anggota luar biasa (ALB), belum sebagai notaris. “Saya tetap berpraktik notaris. Saya tidak mau ambil pusing. Yang penting klien percaya sama kita,” tukasnya.

Lebih 12 tahun, nenek dari Nabila Safiqa Hadi dan Rafi Ataya Hadi, mengarungi rimba Notaris/PPAT dengan segala dinamikanya. “Saya banyak belajar tipe-tipe orang, baik di INI maupun IPPAT. Ya macam-macam lah,” seru Tintin, enggan berkomentar detail.

Baginya, kini dunia itu telah berakhir. Dirinya telah masuk pada dunia yang baru, yakni advokat. “Saya melihat dunia advokat lebih tersistematis daripada Notaris/PPAT. Tidak terlalu kelihatan kubu-kubuan. Juga Ketum PERADI Prof Otto Hasibuan mau ‘bergaul’ dengan advokat yang junior. Itu preseden yang baik,” aku Tintin.

Dirinya mengaku nyaman menjalani profesi sebagai advokat. “Saya orangnya suka belajar dan senang dengan hal-hal baru. Cenderung saya pelajari. Seperti UU Ciptakerja, saya buatkan matriks pasal per pasal agar memudahkan untuk tahu. Misal, pasal 10 terkait dengan UU apa dan pasal berapa. Dengan begitu, saya tidak lagi sulit mencarinya,” beber Tintin.

Kepada generasi muda, dirinya berpesan, untuk banyak membaca dan tidak jemu untuk belajar, baik secara ilmu pengetahuan maupun agama. “Apapun agama kita harus dipelajari dengan baik karena itu yang akan menuntun kita ke Sorga. Dan, selalu berbuat baik kepada sesama. Mungkin ada yang tidak suka atau bahkan memanfaatkan kebaikan kita, itu menjadi pelajaran saja agar kita lebih mawas diri,” imbuhnya.

Bagi Tintin, kalaupun saat ini dirinya masih bekerja, itu merupakan bagian dari ibadahnya. Sebab, hasil pekerjaannya selalu ia manfaatkan dengan membantu orang lain, membangun masjid, dan lainnya. “Saya mau isi hidup ini dengan terus berkarya dan ibadah. Karena kita tidak tahu kapan waktunya menghadap Sang Khalik. Tapi dengan selalu menebar kebaikan, insya Allah menjadi penerang jalan kita menuju Surga-Nya,” pungkas Tintin. (RN)

Be the first to comment

Tinggalkan Balasan